oleh

Ketua Yayasan Nurul Bayan Ajak Masyarakat NTB Deradikalisasi

SKI| Lombok Tengah- Tingginya angkak terorisme di Indonesia mendapat perhatian dari sejumlah kalangan kalangan. Tidak terkecuali bagi Ketua Yayasan Nurul Bayan Lombok Saepul Hadi

Ia menganggap, menjelang tahun politik sejumlah kasus penemuan teror di Indonesia masih terjadi termasuk organisasi terlarang masih bebas berkeliaran di Indonesia, hal itu tidak bisa dibiarkan di negara ini karena menurutnya, bangsa ini sudah teguh dengan pancasila.

“tidak ada tempat bagi organisasi yang ingin memecah belah bangsa ini, apalagi organisasi yang anti dengan Pancasila,” tegasnya.

Dia mengungkapkan organisasi transnasional yang ingin memecah belah persatuan bangsa ini, Sehingga perlu digalakkan deradikalisasi untuk menjaga keberagaman dan kenyamanan berbangsa dan bernegara.

“masyarakat jangan cepat tersulut dengan isu-isu yang anti pancasila, mari kita menyongsong Indonesia yang damai dan aman,” ungkapnya.

Dia mendukung sikap Mabespolri dan Badan Penanggulangan Terorisme di Indonesia untuk segera meredam segala gerakan intoleran dan terorisme.

“Kita dukung langkah cepat pihak penengak hukum untuk menindak tegas segala bentuk intoleran di negara ini,” tegasnya.

Calon Ketua DPD II KNPI Loteng ini menilai wilayah NTB khususnya Loteng telah menjadi tujuan wisatawan internasional, seperti perhelatan WSBK, motoGP akan membawa dampak yang signifikan terhadap pembangunan ekonomi.

Namun dia tidak menafikan bahwa dengan perkembangan itu justru menjadi potensi ancaman yang besar untuk gerakan-gerakan yang bisa mengancam keamanan wilayah.

“Loteng ini kan sudah jadi magnet pariwisata karena ada kek Mandalika, kemudian Sirkuit motoGp jadi keamanan harus ditingkatkan,”ungkapnya.

Soal gerakan radikalisme dia meminta kepada masyarakat NTB dan Indonesia umumnya jangan mudah teprovokasi dengan politik identitas kemudian jangan mudah tegerus dengan budaya barat lalu meninggalkan budaya lokal ujarnya

Menurutnya yang harus dijaga adalah tanamkan jiwa Nasionalisme Dan berpikir terbuka dan toleran,
ketiga pegang teguh ajaran-ajaran Ahlusunnah Waljamaah atau agama yang ada di indonesia sejak awal kemerdekaaan yang tertuang dalam Pancasila.

“Supaya tidak terjadi hal-hal yang ada di Lombok Timur dan kasus Lombok barat beberapa waktu lalu itu,” pungkasnya.(Riki).

News Feed