SKI – Jakarta – Memperingati hari Hak Asasi Manusia Sedunia setiap tanggal 10 Desember kelompok Presidium Gerakan Jaga Indonesia mengadakan aksi didepan halaman Kementrian Polhukam, Jalan Medan Merdeka Barat, Jakarta Pusat, Senin (10/12/18) pukul 13.00wib. Menyoroti pelanggaran Ham yang selama ini terjadi di Indonesia, maka kami Gerakan Jaga Indonesia memandang perlu memberikan pernyataan sikap antara lain, Mengutuk keras penembakan 31 pekerja Konstruksi di Kabupaten Nduga, yang disiyanlir dilakukan kelompok Kriminal bersenjata (2/12/18) yang mengakibatkan tewas para pekerja, Menuntut Pemerintah RI, agar mengusut tuntas, menyeret pelaku kriminal aksi biadab tersebut dihadapan hukum serta membongkar dalang dibalik peristiwa tersebut.
Menghentikan segala bentuk diskriminasi keamanan politik dan penegakan hukum diseluruh wilayah Indonesia Timur, khususnya Papua saat ini. Dalam aksinya depan kementrian Polhukam ratusan massa Gerakan Jaga Indonesia melakukan orasi dan mengibarkan serta membentangkan bendera dibarengi dengan Spanduk Aksi, kemudian bergerak Long march membentangkan bendera merah putih berukuran raksasa menuju Taman Aspirasi Monas. Dalam aksi tersebut Polisi turut mengawal diiringi mobil Komando.
Aksi berlanjut di Taman Aspirasi Monas depan Istana, yang berbarengan dengan aksi sekelompok buruh Preport yang menentang kebijakan pemerintahan Jokowi – JK, masalah buruh di Papua, yang menyebabkan bentrokan fisik tetapi bisa diselesaikan dengan baik oleh para aparat kepolisian karena statmen dan pernyataan darinya aksi buruh Preport yang menghujat dan menghina bapak Joko Widodo secara personal sehingga membuat geram para aktifis Gerakan Jaga Indonesia.
Dalam Orasinya Andreas B’Naya Rehiary meneriakan kemarahan nya atas tuduhan terhadap Jokowi yang notabed sudah melakukan terobosan dan langkah langkah maju untuk daerah Indonesia Timur khususnya Papua saat ini, tetapi kenapa justru pemerintahan Jokowi yang dipersalahkan dan dihujat, harusnya berterima kasih atas kinerja pemerintahan Jokowi saat ini yang bisa menguasai saham Preport 51% dan membangun infrastruktur serta membuat harga harga sama dengan pulau jawa. Selesai Aksi tersebut dilanjutkan dengan rapat koordinasi dengan para pengurus dan anggota gerakan Jaga Indonesia di sekretariat GJI, Jalan Pejernihan 1 no 50, Benhil, Jakarta Pusat.
Dimulai dengan kata sambutan dari Aldi yang apresiasi terhadap gebrakan Teman teman GJI yang luar biasa walau massa diluar dari target, aksi yang diterima dari kementerian Polhukam, walau jumlah tidak seberapa dan banyak serangan dari luar dari berbagai penjuru, tetapi GJI tetap eksis, teman-teman saat aksi saling mengingatkan dan saling belajar satu dengan yang lainnya. Hari ini banyak yang tidak bisa hadir karena benturan pekerjaan masing masing anggota GJI. Hari ini buat saya adalah orang-orang pilihan masalah militasi untuk tetap setia kepada kepentingan jaga Indonesia ujar, Aldi mengakhiri pembicaraan.
Menurut Panglima Gerakan Jaga Indonesia, Tirtayasa, apa yang sudah kita lakukan bersama adalah hal yang luar biasa yang telah kita lewati dan puji syukur aksi berjalan lancar, terimakasih atas semua, tidak ada lagi sekat atau perbedaan, GJI adalah Gerakan Moral yang digerakkan dari Timur sampai Barat. Hal kebaikan dan keburukan dengan kondisi iklim politik yang ada saat ini. Gerakan Jaga Indonesia bukan gerakan relawan, ini sebagian sosial kontrol, bicara Nilai-nilai Kebangsaan kita memakai kendaraan GJI Pungkas Tirtayasa.
Aksi Gerakan Jaga Indonesia ini Kordinator Lapangan Frangky Lucas menurut nya hari bersejarah secara pribadi karena dipercaya kan sebagai Korlap dalam acara aksi, hari ini Hari kemenangan buat GJI, semangat yang ditopang oleh teman-teman semua, penyemangat penyemangat baru yang hadir dari berbagai teman-teman semangat yang tidak boleh kita padamkan, tapi hati hati dengan semangat, perjuangan sekarang ini hal yang benar, Gerakan Jaga Indonesia adalah gerakan luar biasa untuk berjuang, GJI bukan organ, GJI bukan untuk Pemenangan Jokowi tapi GJI untuk Kebangsaan.
Misi aksi GJI murni masalah hak asasi manusia, karena mencium kerusakan Paham HTI, seperti kasus Papua tentang pembunuhan 31 karyawan yang terjadi insiden berbau paham Isis dan berharap pemerintah tidak menganaktirikan Indonesia Timur bagian dari Indonesia. Paling mendasar tujuan utama aksi dikementrian Polhukam karena hak asasi manusia, kalau aksi ditaman aspirasi monas, kita mendukung pernyataan beliau untuk membuka kasus pembunuhan di Papua, pihak aksi buruh dari Papua yang menyerang kebijakan Jokowi, pemahaman berbeda mengenai pemerintahan Jokowi, karena menurut merekalah terjadinya pembunuhan karena pemerintahan Jokowi.
Harapan dari Gerakan jaga Indonesia, HTI segera angkat kaki dari bumi Indonesia ini.
Penulis : Ine
Komentar