SKI| Lombok Tengah- Soal pengerjaan pembersihan eceng gondok yang ada di Bendungan Batujai oleh Balai Wilayah Sungai dirasa tidak mendapatkan hasil
Saidin dari Jaringan Pemuda dan Mahasiswa (Japma) mempertanyakan apakah BWS sudah bekerja secara maksimal ataukah hanya menjadikan proyek pembersihan tersebut hanya untuk mencari keuntungan saja
“Ini kan sejak tahun 2008 lalu dibersihkan, dan kita menduga proyek ini adalah lahan basah,” ucapnya Senin (7|6)
Selain itu, Japma juga mempertanyakan, sejauh mana BWS memberdayakan masyarakat dalam hal pembersihan eceng Gondok itu
Lebih lanjut, pihaknya menduga proyek pembersihan tersebut menjadi proyek sepanjang masa yang dilakukan BWS untuk meraup keuntungan
“Kita duga ini menjadi proyek langganan setiap tahunnya,” terangnya
Afifudin juga menerangkan, selama pengerjaan pembersihan proyek eceng Gondok tidak pernah ada papan anggaran yang dipasang oleh pihak BWS dan itu menjadi pertanyaan di tengah masyarakat
“Berapa sih sebenarnya anggaran untuk proyek ini,” tanya Afif
Sementara, Humas BWS Abdul Hanan menjelaskan bahwa, terkait dengan apa yang dipertanyakan oleh Anggota Japma saat ini sudah sering dipertanyakan oleh kelompok masyarakat lain. Dimana, Hanan mengibaratkan pembersihan tersebut ibarat membersihkan halaman rumah
“Ini ibaratnya seperti halaman rumah, setiap lagi turun sampah dibersihkan lalu sorenya turun lagi di bersihkan,” katanya
Sehingga, proyek pembersihan eceng gondok itu tetap dilakukan, namun masih menumpuk dikarenakan alat yag kurang dan pekerja yang tidak banyak
“Kita tetap bersihkan dia dua kalu sehari, namun tetap datang lagi,” ujarnya
Diketahui bahwa, eceng gondok tersebut datang dari aliran sungai yang tembus ke bendungan batujai sehingga sulit untuk dibersihkan dalam satu kali
Selain itu, Hanan juga menerangkan bahwa terdapat dampak positif dari pembersihan eceng gondok yakni jika dibersihkan sekali akan mengurangi jumlah ikan dibendungan, namun jika tidak dibersihkan akan menutup sebagian wilayah bendungan
“Itu kan membuat kita dilema,” singkatnya (Riki)