Café MIO Indonesia, Rule Model Kedai Literasi Pers

Keberadaan cafe ini, tak lepas dari fenomena seringnya para jurnalis nongkrong.

“Artinya, walaupun kongko minum copi, kita bisa saling tukar informasi, dan membangun sinergi. Dan hal-hal sebagaimana diurai Ketum Yogie”, ujar Ahdiyat yang juga jurnalis Tabloidskandal com.

Ahdiyat memapar menu kopi di cafenya beragam. Ada kopi hitam, kopi latte, kopi signature, milk signature maupun milk based. Rate secangkir kopi sesuai dengan isi kantong wartawan online dan generasi milineal. “Pasti terjangkau,” jelas Ahdiyat mengumbar senyum.

Bagi dia, moto cafe Mio Indo, sesuai dengan jurnalis online dan kaula muda milenial: yang cabut dan dekat langsung mampir.

“Artinya, nongkrong di manapun, ujungnya mampir ke sini,” jelas Ahdiyat.

Cuma, di saat PSBB saat ini, cafe ini melarang jadi tempat nongkrong dengan jumlah berlebihan, yang akhirnya menciptakan kerumunan.

“Kita taat peraturanlah. Beli, langsung minumnya di rumah. Nantilah setelah corona berlalu cafe ini akan normal. Lifestyle secara santuy,” jelasnya mengumbar tawa, mengutip istilah anak milenial. (red)

Komentar