SKI| Lombok Tengah – Ketua Komisi I DPRD Kabupaten Lombok Tengah sebut perekrutan PPPK Akal-akalan. Hal itu lantaran adanya dugaan permainan yang meloloskan salah satu guru di SDN 4 Praya yang tidak pernah mengajar namun tiba-tiba lulus.
Ketua Komisi I Ahmad Saepul Hadi mengatakan, dalam perekrutan PPPK tersebut memiliki syarat dan standar yang sudah tidak ditentukan.
Sehingga, dalam perekrutan tersebut dirasa tidak akan terdapat permainan maupun titipan. Namun kalau melihat kasusnya seperti ini, Pihaknya merasa perekrutan tersebut hanya akal-akalan saja.
“Pemerintah harus atensi ini, jangan sampai menjadi preseden buruk nantinya,” katanya Rabu (8|1).
Dengan melihat Kasus Elisa ini yang sejak tahun 2023 tidak aktif mengajar di SDN 4 Praya, namun dinyatakan lulus menjadi pertanyaan besar.
Selain itu, berdasarkan pengakuan kepala sekolah tidak pernah menerima surat permintaan kelengkapan administrasi oleh Elisa seperti guru-guru lainnya yang mengurus pemberkasannya.
Diketahui Elisa Sulistia masuk sebagai guru honorer di SDN 4 Praya pada 2022 lalu, kemudian setelah menikah dirinya berhenti honorer di sana karena mengikuti suaminya yag tugas di Tangerang Banten.
Sehingga selama hampir dua tahun belakangan tidak pernah mengajar disana.
Sementara itu, Sekda Lotemg Lalu Firman Wijaya mengatakan, pihaknya akan melakukan evaluasi terhadap dokumen-dokumen yang diterima sesuai dengan syarat-syarat yang telah ditetapkan.
“Jikalau ada laporan atau indikasi ketidak sesuaian antara fakta dan keterangan yang ada didokumen maka kami akan melakukan klarifikasi kepada pihak yang mengeluarkan dokumen,” ungkapnya.
Sekda juga mengatakan, sewaktu-waktu jika hal itu terbukti bisa mencabut surat kelulusannya seperti yang sudah terjadi sebelumnya.
“Iya dek, bisa saja nanti kita cabut atau tarik itu,” pungkasnya (Riki).