oleh

Ditjen PAS Gelar Talkshow “Memandirikan Perempuan Yang Berhadapan Dengan Hukum”

foto istimewa

JAKARTA- Pelatihan keterampilan dan keahlian untuk narapidana di lembaga pemasyarakatan atau rumah tahanan mendukung tidak tepat sasaran. Pelatihan masih bersifat umum, tidak sesuai dengan kebutuhan narapidana. 

“Jadi yang diberikan adalah latihan umum, latihan bikin tas, sulaman, dan masak-masak, sulit,” kata pakar ekonomi Miranda Goeltom di Kantor Ditjen PAS, Jakarta Pusat, Kamis (25/4). 

Alhasil lebih dari 80% narapidana tidak tahu apa yang harus dilakukan saat keluar dari lapas atau rutan. Miranda menekankan pentingnya statistik dan analisis keterampilan dan keahlian narapidana. 

Disisi lain, Walikota Tangsel Airin Rachmi Diany yang juga mendapat kesempatan menjadi narasumber di Talkshow Direktorat Jenderal Pemasyarakatan (Ditjen PAS) Kementrian Hukum dan Hak Asasi Manusia (HAM) dengan tema “Memandirikan Perempuan yang Berhadapan dengan Hukum”.

Kegiatan tersebut juga di hadiri oleh beberapa tokoh perempuan yang inspiratif, yakni Tri Palupi, Miranda Goeltom, Anna Maria (desainer), serta pemandu acara Anie Rachmi, talkshow ini salah satu kegiatan dari rangkaian peringatan Hari Bakti Pemasyarakatan ke-55.

Direktur Jenderal Pemasyarakatan, Sri Puguh Budi Utami mengatakan kegiatan ini selain memperingati Hari Bakti Pemasyrakatan, Sekaligus Peringatan Hari Kartini menjadi sebuah momentum tepat untuk merefleksikan peranan penting perempuan dalam kemajuan sebuah bangsa. ”Keadaan WBP perempuan yang saat ini tengah menjalani masa hukuman dan juga pembinaan diharapkan dapat menjadi sebuah titik balik kehidupan mereka untuk bangkit dan menjadi pribadi yang lebih baik,” tegasnya. 

Sri Puguh Budi Utamienjelaskan, kemajuan positif yang dialami WBP perempuan tidak sebatas baik bagi dirinya sendiri, namun juga diharapkan dapat turut serta memberikan kontribusi aktif dan positif dalam pembangunan bangsa.

Hal ini sejalan dengan program pembinaan dalam lapas dan rutan yang fokus pada kegiatan pembinaan kemandirian guna meningkatkan kemampuan diri (life skills) dalam menyelesaikan permasalahan yang dihadapi dalam kehidupannya melalui pelatihan keterampilan dan kemandirian. (Red SKI).

Komentar