Harun ST, Caleg DPR Ingin Menggelorakan Koperasi Dan UKM

SKI, Bogor – Usaha yang digelutinya macam – macam, ada digital printing, Rumah Makan nasi uduk, properti hingga konsultan perumahan serta precaster handal. Semua itu tidak membuatnya diam, menikmati hasil jerih payahnya.

Terlebih sebagai pebisnis. Harun, demikian nama lengkapnya, selalu saja miris melihat kejujuran tercerabut di negeri ini, Selalu ada amplop untuk menyelesaikan sebuah pekerjaan.

“Akibatnya bukan efisiensi. Malah inefisiensi, sehingga mark up pun menjadi solusi yang dilakukan pengusaha,” jelasnya, saat bincang-bincang di Sekretariat Ikatan Penulis dan Jurnalis Indonesia (IPJI), Jalan Patung, Johar Baru.

Karena itu, Ketua IPJI Kabupaten Bogor ini, jika terpilih menjadi anggota parlemen di Senayan, tetap mengusung kejujuran sebagai panduan moral.

“Jangan sampai kejujuran menjauh diiringi gaya hidup yang wah,” jelas Harun yang dibesarkan dari keluarga sederhana.

Ia ingin, kejujuran juga masih berada di garda depan pada semua anggota DPR, kendati institusi itu tercoreng oleh praktek korupsi, KKN dan sebagai.

“Nah, kalau regulator pembuat peraturannya kotor, bagaimana yang melaksanakan peraturan tersebut,” jelas lelaki berdarah Betawi asli ini.

Ia yakin, jika regulator bersih, benar-benar mengabdi ke masyarakat, maraknya korupsi bisa dieleminir tanpa menafikan keberadaan KPK. “Karena jujur itu goodwill pribadi, bukan karena KPK,” tandasnya, tanpa menafikan korupsi anggota dewan lantaran mahalnya biaya menjadi anggota DPR.

Selain bersih, politisi dari Partai Garuda ini, ingin memberdayakan ekonomi lewat koperasi. Ia tidak habis mengerti, koperasi yang menjadi soko guru seperti dikatakan Bung Hatta, sepertinya mati suri di negeri ini.

Padahal, di Amerika Serikat saja, koperasi tumbuh subur. Mereka membuat kartel, sehingga tidak didekte oleh kekuatan kapital. Saking hidupnya, negeri ini pernah dipimpin oleh anak petani kacang, Jimmy Carter.

“Dari koperasi pula bisa lahir UMKM yang handal,” tegas caleg DPR RI dari Partai Garuda, Dapil V Kabupaten Bogor, nomor urut 2.

Menurut Harun, UMKM seharusnya digelorakan. Mereka usahawan tahan banting, terbukti saat krisis moneter negeri ini, 1998 dimana harun juga ikut didalam masa reformasi pada saat itu dia masih menjadi mahasiswa

“Kalau konglomeret gulung tikar, sehingga minta disuapin lewat BLBI, tapi UMKM tidak. Mereka tahan banting meski kurs rupiah anjlok mencapai Rp 20.000,” papar jebolan Fakultas Tehnik Sipil sebuah univesitas swasta di Jakarta.

Makanya, jika terpilih kelak, dia ingin mendorong hidupnya UMKM di desa-desa. “Jika perlu, pemerintah harus memberikan subsidi demi tumbuhnya soko guru,” jelas Dewan Pembina Ojek Online Cibinong Raya ini. (Red SKI) 

Komentar