SKI, Brebes – Sosok anggota Persit Kartika Chandra Kirana Cabang XXIII Ranting IV Koramil 03/Wanasari Kodim 0713/Brebes, menjadi panutan dan suri teladan bagi setiap anggota Persit Kartika Chandra Kirana khususnya anggota Persit Kartika Chandra Kirana Cabang XXIII Dim 0713/Brebes dan masyarakat sekitarnya. Ia adalah, Ny. Sri Hartati, istri seorang prajurit TNI AD, Serma Saryo yang kesehariannya bertugas di Koramil 03/Wanasari Kodim 0713/Brebes.
Dikatakan menjadi panutan dan teladan bagi segenap rekan sesama anggota Persit dan dilingkungan masyarakatnya, karena Ny. Sri Hartati Saryo sukses menjalani kehidupannya dalam mensejahterakan keluarganya dengan memanfaatkan produksi telur asin yang telah lama ia geluti sejak tahun 2009 lalu.
Telur asin Brebes menjadi salah satu perhatiannya guna meningkatkan kesejahteraan keluarga, telor asin salah satu icon Brebes selain bawang merah dan produksi padinya, sejak lama dikenal masyarakat baik warga Brebes sendiri maupun warga masyarakat luar daerah khususnya yang melintas diwilayah pantura berbatasan Jawa Tengah-Jawa Barat.
Tak hanya telur asin rebus saja, namun saat ini di Brebes dikembangkan pula telor asin bakar dan panggang, guna memberikan warna tersendiri pada para penikmatnya.
Peluang inilah yang ditekuni dan dimanfaatkan oleh keluarga Serma Saryo beserta istrinya, Ny. Sri Hartati Saryo, untuk mengembangkan roda perekonomian keluarganya.
Diceritakannya Ny. Sri, awalnya merupakan usaha kecil-kecilan dan ia kumpulkan telur bebek dari saudaranya. “Dulu setiap hari saya menjual telur mentah kepada para penjual martabak, dan jika stok banyak saya setorkan ke pengrajin telur asin,” ungkapnya mengenang mulai sejahtera keluarganya, Sabtu (9/3/2019).
Namun bukan tanpa kendala, setelah berjalan beberapa bulan, tempat usaha pembuatan telur asin menolak dagangannya karena stok mereka juga melimpah, padahal dirinya terlanjur membeli kurang lebih 700 butir telur bebek dari peternakan. Takut rugi besar, disinilah awal tercetus ide untuk membuat telur asin sendiri, pasalnya telur mentah tidak bagus jika disimpan dalam waktu lama.
“Upaya membuat telur asin pertama kali saya gagal karena berwarna kehitam-hitaman pada bagian kuning telur sehingga tidak laku di pasaran. Namun saya tidak menyerah dan tak malu bertanya dan belajar sampai akhirnya telur asin saya laku di pasaran dengan nama paten Telur Asin Tati,” terangnya.
Berkat keuletan dan kedisiplinannya, kini tak hanya pasar tradisional yang ia rambah, namun supermarket baik dalam wilayah Brebes maupun luar daerah menjadi konsumennya.
“Kesehariannya menghasilkan 3.500 lebih butir telur, namun menjelang lebaran permintaan bertambah, dan home industrinya mampu menerima pesanan 25 ribu butir/harinya”, ungkapnya.
Dengan kegigihannya tersebut, alhasil, masalah finansial yang dulu menghimpitnya mulai teratasi. Gaji suami kini diterima utuh, untuk biaya sekolah kedua anaknya (SMP dan SMA) dan keperluan sehari-hari tidak menggunakan gaji suami. Gaji tersebut disimpan dalam bentuk deposito guna pendidikan anak di perguruan tinggi kelak.
Ditengah kesibukannya sebagai wirausaha, Sutati tak melupakan kewajibannya sebagai anggota Persit, selalu mengikuti kegiatan organisasi maupun pertemuan cabang di Makodim.
Inilah salah satu profil anggota Persit Kodim 0713 Brebes yang sukses sebagai wirausaha makanan khas lokal yang cocok dipadukan dengan berbagai olahan makanan dan tak asin seperti namanya saat dimakan langsung. Oleh karenanya telur asin menjadi oleh-oleh wajibnya Kabupaten Brebes.(Red SKI)
Komentar