oleh

Kalak BPBD Lobar Ngamuk, Fasilitator Pakai Tandatangan Scanner

SKI, Narmada – Pembukaan fasilitas pelayanan PENDEBETAN satu pintu tidak semudah yang dibayangkan. Berbagai kendala mulai bermunculan, mulai dari kurangnya serapan informasi oleh koordinator Fasilitator karena ogah hadiri rapat evaluasi mingguan hingga ketidak siapan SDM Fasilitator lapangan sehingga menimbulkan tindakan tindakan nakal oleh para fasilitator sendiri.

Sebagaimana yang terjadi di gedung seni-budaya Narmada Lobar yang dijadikan pusat layanan terpadu PENDEBETAN satu pintu. Kejadian yang tidak semestinya dilakukan oleh Fasilitator tersebut memancing emosi Kalak BPBD Lobar H.M.Najib hingga sempat menggebrak meja dengan berang, Kamis (14/2).

Seperti biasa pelayanan terpadu tersebut digelar sesuai rencana dan aturan yang sudah disederhanakan. Sekitar pukul 15.00 Wita salah satu tim fasilitator menyodorkan map dokumen PENDEBETAN. Namun tak disangka ternyata semua tandatangan penerima manfaat dipalsukan dengan cara di scanner, dan sempat ditegur. Namun tim fasilitator tersebut ngeyel bahkan sempat berdebat. Tak pelak hal tersebut membuat Najib Kalak BPBD Lobar berang dan menggebrak meja hingga sempat memancing perhatian semua yang hadir ditempat tersebut, serta mengembalikan dokumen tersebut untuk d diperbaiki. Sempat pula melalui pengeras suara Najib menghimbau kepada Fasilitator dan para petugas PokMas yang lain agar data yang diajukan benar benar akurat dan hasil kerja di lapangan.

“Kalau ada data yang salah saya yang akan mempertanggung jawabkannya”,ujarnya melalui pengeras suara.

Kalak BPBD Lobar H.M. Najib melaporkan hal tersebut kepada petugas TNI yang ada. Dalam laporan tersebut Najib mengeluhkan ketidak siapan Fasilitator yang dilepas BNPB provinsi NTB.

“BNPB provinsi melepas Fasilitator yang tidak siap kerja. Fasilitator memanfaatkan PokMas untuk mendapat data dan tanda tangan, bukan turun langsung tetapi menunggu ongkang ongkang makan gaji. Begitu datanya Dikembalikan malah ambil jalan pintas dengan menscanner”,keluhnya.
Selain itu sempat pula mempersalahkan DANREM yang telah membolehkan isian formulir data dengan tulis tangan. Menurutnya tidak semua tulisan tangan Fasilitator tersebut dapat terbaca karena keterbatasan SDM, apalagi dengan menyuruh PokMas nulis sendiri dengan SDM seadanya.

” Akibat tulis tangan itu banyak coret coret dalam isian dokumen, bahkan tandatangan ada yang ditip ex, itu adalah kesalahan, lebih fatal lagi kalau di scanner, artinya pemalsuan dokumen itu terjadi”, ulasnya berang dihadapan media. Meskipun demikian proses kembali berjalan normal hingga selesai.

Penulis : Amrin

Editor    : Red SKI

Komentar