SKI l Lombok Timur-Pihak Kasta NTB mempersoalkan Kepala Kejaksaan Negeri Lombok Timur, Irwan Setiawan Wahyuhadi dan Sekda Lotim, HM.Juani Taofik bersama istrinya jalan-jalan ke lesehan Apung yang berlokasi di wilayah Kecamatan Jerowaru beberapa waktu lalu.
Sementara pada satu sisi Kejaksaan Negeri Lotim sedang menangani kasus dugaan korupsi dana covid-19 tahun 2020.Sehingga tentunya sangat tidak etis sekali apalagi Kajari dan Sekda Lotim jalan-jalan, sehingga menyebabkan beragam asumsi yang berkembang ditengah-tengah masyarakat.
Hal itu disampaikan Sekretaris DPP Kasta NTB,Hasan Saipul Rizal bersama Ketua DPD Kasta Lotim,Daur Tasalnul dalam aksi dan hearing di Kejaksaan Negeri Lotim,Kamis (17|6).
Dengan diterima Kasi Intelejen Kejari Lotim,Lalu M Rosyidi dan Kasi Pidana Khusus, M.Isa Ansori.
” Kita pertanyakan kenapa pak Kajari dan Sekda Lotim jalan-jalan ke lesehan Apung ditengah-tengah kasus dana covid-19 sedang ditangani Kejaksaan, begitu juga Sekda terlapor dalam kasus tersebut,” kata Daur.
Pada kesempatan itu Ketua Kasta Lotim memperlihatkan poto Sekda Lotim dan Kajari Lotim yang sedang jalan-jalan ke lesehan Apung kepada Kasi Intelejen dan Kasi Pidsus dan orang yang ada di dalam ruangan tersebut.
” Masak Kajari jalan-jalan dengan terlapor kasus dana covid-19 yang ditangani Kejari Lotim,sehingga tentu kami dan masyarakat bisa berasumsi macam-macam,” tegas Daur.
Sementara itu Sekretaris DPP Kasta NTB,Hasan Saipul Rizal menantang kepada Kajari Lotim untuk berani bersumpah diatas Al-Qur’an kalau tidak bermain mata dengan terlapor dalam hal Sekda Lotim.
Sehingga fotonya jalan-jalan Kajari dan Sekda Lotim menyebar,sedangkan Kajari Lotim lupa kalau sedang menangani kasus dana Covid-19.
” Kami Tantang Kajari Lotim bersumpah diatas Al Qur’an kalau pihak kejaksaan tidak bermain dalam kasus dana covid tersebut,” tegas Saipul yang kerap dipanggil Hasan Gauk.
” Sekda dan Kajari jalan-jalan ke lesehan Apung tersebut setelah pihak Kejari menerima hasil audit BPK,” paparnya.
Sementara Kasi intelejen Kejari Lotim, L.M.Rosyidi saat meminta Kajari untuk dihadirkan ditengah-tengah massa aksi Kasta untuk melakukan sumpah diatas Al Qur’an. Namun tidak bisa menghadirkan Kajari sesuai dengan permintaan Kasta NTB,karena alasan Kajari sedang sibuk.(Sam).