oleh

KETIKA TOLERANSI SANTRI TAHFIDZ YANG LUAR BIASA,BERAKHIR DENGAN DIBULLY

Bogor SKI | Atas dasar memenuhi tuntutan Kemenkes, para santri itu bersedia dijemput dan dibawa ke lokasi vaksinasi.

Mereka adalah santri penghafal Al-Qur’an yang sedang berproses mencapai tujuan mulia. Mereka masih pelajar, oleh karenanya mereka berusaha menjaga diri agar terhindar dari hal-hal yang dapat mengganggu hafalan mereka.

Ketika musik itu terdengar, dengan sigapnya mereka menutup telinga dengan tangan mereka sendiri demi menjaga hafalan yang sedang mereka perjuangkan.

Ini menarik, mereka tidak meminta panitia mematikan musik. Mereka justru menutup telinga mereka sendiri dengan tangannya. Sungguh sikap toleransi yang luar biasa kepada mereka yang menyukai musik.

Sikap para santri ini tentu jauh lebih berkelas dari pada sikap mereka yg meminta suara adzan dikecilkan. Padahal merekalah yang paling gemar mengaku paling toleran.

Apakah para santri ini mengganggu para pendengar musik?

Tidak.

Apakah mengganggu aktifitas orang lain?

Tentu tidak sama sekali.

Namun sayang seribu sayang, sikap toleransi yang luar biasa itu justru dibully oleh mereka yang gemar menyuarakan kebebasan berpendapat, seperti Diaz Hendropriyono staf khusus presiden Joko Widodo.

Mereka yang gemar menyuarakan agar semua orang menghargai sikap orang lain, seperti Deddy Corbuzier yang baru kemarin muallaf. Termasuk beberapa netizen yang dengan mudahnya menuduh para santri tahfidz tersebut sebagai Radikal.

Santri tahfidz, mereka adalah pahlawan bagi umat Islam. Dengan adanya para penghafal Al-Qur’an, maka seluruh umat Islam di Dunia gugur kewajiban, termasuk Diaz Hendropriyono, Deddy Corbuzier dan beberapa netizen yang merasa dirinya muslim tersebut.

Selain itu, para santri Tahfidz juga berjasa dalam menjaga keotentikan Al-Qur’an. Dengan adanya para penghafal Al-Qur’an maka redaksi Al-Qur’an terjaga dari distorsi musuh Islam.

Terjaga kemurniannya dari masa ke masa, sehingga para Mualaf seperti Deddy Corbuzier tak perlu khawatir akan validitas kitab suci agama yang baru saja ia anut.

Sebagai bentuk sumbangsih pemahaman bagi mereka yang kurang mengenyam pendidikan Islam, di sini kami paparkan, bahwa hukum menghafal Al-Qur’an adalah Fardhu Kifayah bagi umat muslim. Artinya jika ada sebagian umat Islam telah melaksanakan kewajiban tersebut, maka seluruh umat Islam itu gugur dari kewajiban, sehingga terbebas dari dosa.

Imam Badrudin Azzarkasyi menjelaskan dalam kitab Al-Burhan Fi Ulumil Qur’an:

قال أصحابنا: تعليم القرآن فرض كفاية، وكذلك حفظه واجب على الأمة، صرح به الجرجاني في ” الشافي ” والعبادي وغيرهما. والمعنى فيه كما قاله الجويني ألا ينقطع عدد التواتر فيه، ولا يتطرق إليه التبديل والتحريف; فإن قام بذلك قوم سقط عن الباقين، وإلا فالكل آثم.

Para ashabuna (pengikut Syafi’i) berkata: Belajar Al-Qur’an itu Fardhu Kifayah, demikian juga dengan menghafalnya.

Imam Al-Jurjani menegaskan hal ini dalam kitab Asysyafi, Al-Ubadi dan kitab lainnya.

Tujuan dari hukum fardhu kifayah tersebut sebagaimana diungkapkan oleh Imam Al-Jurjani yakni, supaya informasi Al-Qur’an tidak terputus dari kriteria mutawatir (dari masa ke masa), dan tidak memungkinkan terjadinya pergantian dan distorsi (akan keaslian Al-Qur’an).

Jika suatu kaum berkenan melaksanakan kewajiban tersebut, maka yang lain gugur dari tuntutan, jika tidak ada sama sekali, maka semua umat Islam terkena dosa.

البرهان في علوم القرآن – ج ١ – الصفحة ٤٥٦

Selain itu perlu juga diketahui oleh segenap ummat Islam, bahwa menjaga hafalan Al-Qur’an bukanlah perkara mudah. Para penghafal Qur’an membutuhkan aksi ekstra dalam perjuangannya. Orang paling terpercaya di dunia, yakni Nabi Muhammad ﷺ pernah bersumpah akan sulitnya menjaga hafalan Al-Qur’an dengan sabdanya sebagai berikut:

تَعَاهَدُوا الْقُرْآنَ فَوَالَّذِي نَفْسِي بِيَدِهِ لَهُوَ أَشَدُّ تَفَصِّيًا مِنْ الْإِبِلِ فِي عُقُلِهَا (متفق عليه)

Biasakanlah kalian membaca al-Qur’an, Demi Allah yang nyawaku ada di tangannya, hafalan al-Qur’an itu lebih mudah lepas (hilang) dibanding seekor onta (terlepas) dari ikatannya.
(Hadits disepakati oleh Imam Bukhari dan Imam Muslim).

Dengan adanya kejadian dan penjelasan ini, kami berharap agar para penuduh radikal terhadap santri Tahfidz, lebih mengerti lagi betapa beruntungnya Indonesia memiliki generasi santri yang memilih jalan untuk menjadi penebus kewajiban Umat Islam khususnya Indonesia.

Kebahagiaan bagi para santri itu adalah selalu bercengkerama dengan Allah melalui ayat-ayatnya, dan itu bukan “Sedikit kesenangan” melainkan kebahagiaan yang sesungguhnya.

Jika bahagia dekat dengan Allah adalah hal yang aneh bagi para pembully, maka nurani mana sebenarnya yang rusak..?

Berfikirlah, merenunglah, kami akan tetap berdo’a untuk para pembully dengan do’a:

اللهم اهد قومي فإنهم لا يعلمون

Ya Allah, berilah hidayah untuk kaumku, sesungguhnya mereka tidak tahu apa-apa Sekian semoga bermanfaat. (Red)

_Oleh : Tim AMAL_
_(Aswaja Menangkal Aliran Liberal)_