SKI | Tangerang – Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Kelas I Tangerang menerima kunjungan mahasiswa Universitas Indonesia (UI) dalam rangka melakukan peninjauan langsung terhadap produk fly ash bottom ash (FABA) hasil karya warga binaan. Kegiatan ini merupakan bagian dari kolaborasi riset bersama PT PLN (Persero) yang bertujuan mendukung pembangunan showcase house atau rumah contoh berbasis material FABA sebagai solusi inovatif dalam penerapan ekonomi hijau.
Rombongan mahasiswa UI hadir bersama Vice President Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan (TJSL) PLN Pusat, Prima, serta Manajer Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan (TJSL) PLN Pusat, Pandhu, yang turut mendampingi secara langsung dalam kegiatan peninjauan tersebut. Pendampingan ini menjadi bentuk nyata komitmen PLN dalam memastikan kualitas, keberlanjutan, dan manfaat sosial dari pengolahan limbah FABA di lingkungan Lapas.
Sebagai tindak lanjut kegiatan, sejumlah produk FABA hasil produksi Lapas Kelas I Tangerang dibawa oleh mahasiswa UI untuk dilakukan serangkaian pengujian di laboratorium kampus. Pengujian tersebut meliputi uji material, perhitungan Life Cycle Assessment (LCA), serta perbandingan antara rumah berbahan FABA dengan rumah berbahan bata konvensional.
Kepala Lapas Kelas I Tangerang, Beni Hidayat, menyampaikan bahwa kegiatan ini merupakan bentuk sinergi positif antara dunia akademik, industri, dan pemasyarakatan dalam mengembangkan inovasi berbasis lingkungan.
“Kolaborasi ini menjadi bukti bahwa pembinaan kemandirian di Lapas dapat menghasilkan karya yang bernilai dan berkontribusi bagi riset serta pembangunan berkelanjutan. Sebagai bagian dari Corporate University Pemasyarakatan, kami berkomitmen menjadikan Lapas sebagai ruang pembelajaran produktif yang tidak hanya memberi keterampilan, tetapi juga membuka peluang kolaborasi strategis dengan pihak eksternal,” ujar Kalapas.
Perwakilan mahasiswa Universitas Indonesia, Biman menjelaskan bahwa hasil uji laboratorium tersebut akan digunakan sebagai basis kajian pembangunan rumah contoh PLN, sesuai arahan agar seluruh material yang digunakan berasal dari FABA produksi Lapas dan memenuhi standar arsitektur. Mereka juga menilai bahwa inovasi pengolahan limbah FABA di Lapas Kelas I Tangerang merupakan gagasan yang sangat potensial bagi dunia arsitektur.
“Produk dari Lapas Kelas I Tangerang akan kami jadikan bahan utama dalam kajian rumah contoh PLN. Nantinya akan dilakukan perhitungan LCA, uji material, serta analisis perbandingan antara rumah FABA dan rumah bata. Ide pengolahan limbah ini cukup menarik untuk dikembangkan di industri arsitektur karena mampu menghasilkan produk berkualitas yang sudah melalui proses uji tekan,” ujarnya.
Melalui kerja sama ini, diharapkan Lapas Kelas I Tangerang semakin memperkuat perannya sebagai pusat pembelajaran produktif dan inovatif, serta menunjukkan bahwa hasil karya warga binaan mampu bersaing dan memberikan manfaat nyata bagi pembangunan nasional yang berkelanjutan. (Why)












