Meski Merasa Terzolimi, Mantan Kadishub Bela Sekda Lotim

SKI l Lombok Timur-Mantan Kepala Dinas Perhubungan Lombok Timur, M.Zaini membela penuh Sekretaris Daerah (Sekda) Lotim, HM.Juani Taofik terhadap tindakan yang dilakukan melakukan lobby politik ke salah satu partai politik bersama dengan Bupati Lotim.

Meskipun dirinya merasa terzolimi oleh pemerintah Lotim saat ini, dengan posisi saat ini sudah tidak memegang jabatan di tataran birokrasi Pemkab Lotim.

Sementara persoalan melakukan politik praktis dengan mensosialisaikan dirinya kepada masyarakat di Lotim untuk maju menjadi Bupati atau wakil Bupati Lotim, meski Pilkada masih jauh.

” Saya tidak menyalahkan apa yang dilakukan Sekda Lotim tersebut, bahkan dirinya membela,” tegas Zaini saat diminta tanggapan,Senin (6|9).

Ia mengatakan saat ini Pilkada masih jauh tahun 2024,sehingga tidak salah apa yang dilakukan Sekda Lotim melakukan lobby politik merupakan hal biasa saja dan tidak melanggar aturan main yang ada.

Meskipun dalam aturan kepegawaian tidak diperkenankan ASN terlibat politik praktis. Tapi karena di Lotim belum ada Pilkada maka menurut hemat saya belum masuk dalam politik praktis.

” Hemat saya baru bisa dikatakan Sekda maupun ASN lainnya masuk politik praktis kalau gong Pilkada atau Pileg,Pilpres sudah ditabuh,” ujarnya seraya mengatakan harusnya kita besa membedakan politik dengan mesin politik.

Oleh karena itu, lanjut Zaini yang juga mantan Kepala Dinas Pemuda dan Olahraga Lotim, Sekda Lotim tidak ada yang salah dengan apa yang dilakukannya, karena tidak ada salahnya kalau Sekda melakukan lobby politik.

Sepanjang itu tidak menganggu tugasnya sebagai Sekda tentunya sangat bagus sekali. Karena menjadi Sekda tidak saja harus pantai dalam mengelola birokrasi,akan tapi juga harus bisa melihat politik agar tidak awam dengan dunia politik.

” Kalau saya nantinya ditakdirkan menjadi Bupati dan Wakil Bupati Lotim maka saya himbau kepada semua ASN untuk mengenal dunia politik sepanjang tidak menganggu menjadi ASN,” tandasnya.

Begitu lanjut Zaini,meskipun dirinya dalam posisi birokrasi terjatuh dari posisi jabatan eselon II menjadi staf karena permasalahan dirinya dikatakan melakukan politik praktis.

Dengan melakukan sosialisasi kepada masyarakat untuk maju dalam Pilkada mendatang tidak menjadi persoalan. Namun tetap terus maju pantang mundur menggapai cita-cita dan ikhtiar bersama.

” Kalau terjadi perbedaan antara perlakuan dirinya dengan pejabat yang lainnya, maka telah terjadi penzoliman besar terhadap niat seseorang masuk ranah politik,”tandasnya.(Sam).