SKI| Lombok Tengah- Terkait dengan produk UMKM yang akan dijadikan souvenir pada ajang perhelatan MotoGP di Mandalika Lombok sampai saat ini masih belum ada kejelast dari pihak MGPA
Ketua Asosiasi tenun IKM Loteng Satriadi sangat kecewa dengan pigakt MGPA yang sampai saat ini masih belum memberitahu kejelasan terhadap motif yang akan digunakan dalam souvenir MotoGP nantinya. Selain itu, para pelaku yang sudah berusaha untuk mengirimkan sampel yang diminta oleh pihak MGPA juga masih belum ada kepastian
“Iya, kita sudah kirimkan sampel dengan kualitas yang bagus, namun tidak ada kejelasan sampai sekarang, bahkan kami merugi jutaan rupiah,” Keluhannya saat ditemui wartawan SKI pada Selasa (8|6)
Terlebih di masa pandemi covid-19 saat ini, para pengrajin tenun seperti songket dan lainnya seperti mengalami mati sahid. Dimana pihaknya tidak tahu harus memasarkan produknya dimana.
“Kita juga kebingungan mau memasarkan produk kami dimana, soalnya saat ini tidak ada wisatawan yang datang,” Ungkapnya
Lanjut, para pengrajin harus berusaha memutar otak demi memenuhi kebutuhan hidupnya sehari-hari.
“Selama covid ini, kami tidak pernah memproduksi tenun karena tidak ada untuk membayar para pegawai,” Jelasnya
Satriadi berharap, agar pemerintah daerah menetapkan perbup untuk penggunaan baik songket, sapuk, dan lainnya.
“Kalau ada peraturan seperti itu kan bisa kita bangkit dari mati suri ini,” Katanya
Sementara, Kepala Dinas Koperasi Ikhsan menjelaskan bahwa, pihaknya hanya tinggal menunggu rekomendasi dari pihak MGPA. Selain itu, pihaknya berharap agar dari 7 bahan unggulan yang ada sekitar 39 prodak unggulan.
“Sampai saat ini MGPA belum memberikan kepastian kaitan produk yang akan di akomodir,” Terangnya
Lanjut Ikhsan, ia menjelaskan para UMKM sudah menghasilkan produk, namun masih menunggu legitimasi untuk mendapat standar yang sudah ditetapkan oleh pihak MGPA
“Kami sudah keluhkan hal itu pada saat Rapat Koordinasi (Rakor) waktu itu,” Ungkap Ikhsan
Namun sampai sekarang para pelaku UMKM sudah jenuh dan harus ada kepastian dari penyelenggara agar tidak menggantung
“Kita tidak ingin produk kami menjadi tamu di daerah sendiri,” Pungkasnya (riki)