SKI l NTB- Pemerintah Provinsi NTB setidaknya saat ini menjadikan 6 sektor industri kerakyatan sebagai sektor industrialisasi prioritas, diantaranya, Industri Pangan, Industri Hulu Agro, Industri Permesinan dan Transportasi, Industri kosmetik, Farmasi herbal dan kimia, Industri hasil tambang dan Industri Ekonomi Kreatif
“Industrialisasi yang dimaksud bukan dalam konteks pembangunan pabrik-pabrik besar. Tetapi industrialisasi yang dimaksud adalah upaya melakukan hilirisasi atau pengolahan bahan baku yang tersedia di Provinsi NTB,” jelas Kepala Dinas Perindustrian Provinsi NTB,Hj.Nuryanti, saat membuka acara Bedah Buku: Gubernur NTB, Industrialisasi Kerakyatan, di Hotel Lombok Plaza, Mataram, Rabu (10|11) kemarin.
Nuryanti menyampaikan, pada masa kepemimpinan Zul-Rohmi saat ini setidaknya sudah berhasil membangun ekosistem industri serta meletakan pondasi industrialisasi di Provinsi NTB. Hal ini dibuktikan dengan geliat pertumbuhan IKM-IKM di Provinsi NTB yang terus menunjukan trend positif.
Di tempat yang sama, Direktur Wacana NTB, Dwi Hidayat, dalam sambutannya selaku penyelenggara acara, mengatakan bahwa Industrialisasi berbasis kerakyatan yang usung Gubernur NTB dalam memimpin Provinsi NTB sudah berjalan seperti apa yang diharapkan.
“Industrialisasi di NTB yang menjadi program unggulan Gubernur Zulkiflimansyah sudah menumbuhkan geliatnya. Ini adalah permulaan yang baik bagi Provinsi NTB,” kata Dwi Hidayat.
Dikatakannya juga, tugas penting Pemerintah Provinsi NTB selanjutnya adalah mengawal ekosistem industri yang sudah terbangun saat ini. Dengan bangkitnya IKM IKM yang ada di NTB saat ini maka pemerintah harus memastikan konektivitas antara semua leding sektor yang ada.
Lebih jauh, Direktur Wacana NTB juga menyampaikan, bahwa dengan geliat industrialisasi yang ada saat ini, serta event-event internasional yang akan berlangsung di Provinsi NTB, maka Pemerintah harus mengawal semua sektor industri yang ada untuk berkontribusi.
Sementara itu, Anggota DPR RI Komisi XI, Kamsrussamad, yang juga merupakan salah satu pembicara dalam Bedah Buku tersebut menyampaikan bahwa setidaknya NTB memiliki tiga potensi besar yakni: NTB sebagai pusat destinasi pariwisata dunia, NTB sebagai wilayah yang mempunyai potensi pertambangan dan NTB sebagai pusat agro.
Tiga aspek potensial ini, lanjut Kamrussamad, sebagai produk industrialisasi tentu sangat menjanjikan untuk kemajuan daerah dan masyarakat NTB. Proses lanjutannya ialah bagaimana potensi tersebut dibranding, dijaga dari sisi quality controlnya maupun quantity control serta bagaimana upaya tersebut menjadi berkelanjutan (sustainable).
Industrialisasi, paparnya, juga mensyaratkan sinergi atau kolaborasi antara pemerintah, pengusaha dan regulator. Sehingga terdapat kesinambungan kerja satu sama lain karena tidak bisa hanya akan mengandalkan pemerintah daerah secara serta merta tanpa adanya konektifitas dengan pelaku-pelaku lain yang terkait. Kemajuan yang dicapai pun akan menjadi kemajuan bersama.
Kamrussaamad membandingkan NTB dengan wilayah lain yang dari potensi populasi dan luasan wilayah tidak terlalu luas tetapi mereka memiliki kemampuan mengelola industri lokal sampai melampaui kebutuhan domestiknya sehingga mereka mampu melakukan ekspor komoditi yang dimiliki.
“Contoh Swiss, sebagai produsen cokelat yang banyak diimpor ke Indonesia yang sebenarnya bahan baku cokelat tersebut didatangkan dari Indonesia. Bagaimana Negara Swiss bisa melakukan itu? Ini perlu untuk kita pelajari,” sebutnya.
NTB, terang wakil rakyat dari Partai Gerindra ini, di bawah kepemimpinan Dr. Zul dengan Industrialisasi Kerakyatannya sudah on the track dengan menghasilkan berbagai macam inovasi teknologinya. Upaya berikutnya adalah bagaimana hal ini terus berlanjut dan memaksimalnya konektifitas dengan pihak-pihak lain termasuk dalam hal ini pelaku usaha pun dengan dunia perbankkan baik bank BUMN maupun BUMD. Begitu juga Bank NTB yang merupakan satu-satunya Bank BUMD yang telah menjadi perbankkan syari’ah. Artinya, perbankkan pun harus hadir bagi IKM/UKM dalam menopang industrialisasi yang sedang diperjuangkan oleh pemerintah daerah bersama masyarakat NTB.
“Jika hal-hal ini dapat dilakukan dengan baik maka saya yakin Nusa Tenggara Barat akan lahir sebagai provinsi percontohan bagi provinsi atau daerah-daerah lain di Indonesia. Masyarakat NTB tidak hanya sebagai pasar (konsumen), tetapi juga mampu menjadi produsen bagi pasar regional, nasional hingga dunia global. Dan ini saya lihat sudah dimulai. Selamat dan Sukses untuk NTB Gemilang,” tutup Kamrussamad.
Selain Kamrussamad dan Nuryanti, hadir pula pembicara lain, yaitu: Akademisi Universitas Mataram, Dr. M. Firmansyah, dan Perwakilan Bank NTB, Umaryati. Adapun peserta yang terlibat berasal dari kalangan pemerintah, perbankan, pengusaha, akademisi, pelaku UMKM dan Pariwisata, tokoh masyarakat dan Mahasiswa.(Red).