Pendapatan Rata-Rata 0 Rupiah Per hari, Usaha Kuliner Di PTC Terancam Tutup

SKI l Lombok Timur-Pandemi Covid-19 yang melanda Indonesia sejak Maret 2020 menyebabkan kesulitan ekonomi bagi para pelaku usaha. Tak sedikit pelaku usaha harus gulung tikar, ada pula pelaku usaha yang masih bertahan dengan alih profesi demi menyambung hidup.

Komplek Pertokoan PTC Pancor Kabupaten Lombok Timur terancam gulung tikar akibat pandemi Covid-19, hal ini disebabkan pihak pelaku usaha tidak mampu lagi menanggung beban operasional yang kian membengkak.

Pandemi ini tentunya berdampak pada semua lini kehidupan, dampak yang sangat dirasakan adalah tingkat kunjungan pelanggan menurun drastis, apalagi Lombok Timur merupakan daerah pertama di Provinsi Nusa Tenggara Barat yang masuk dalam Zona Merah.

Ditambah lagi dengan kebijakam pemerintah berupa penerapan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) yang semakin menambah dampak yang sangat signifikan terhadap jumlah pelanggan, bahkan rata rata pendapatan usaha kuliner ini 0 rupiah per hari.

“Sejak Pandemi Covid-19, penjualan kita menurun drastis. Apalagi sejak Pemerintah memberlakukan PPKM, tingkat kunjungan langsung turun drastis, yang biasanya kita dapat 100.000 perhari tapi sekarang rata rata pendapatan per hari kita 0 rupiah”, jelas Pak Haruman, salah satu pemilik usaha kuliner di pertokoan PTC Pancor milik Pemda setempat. (02/09)

Hal senada juga dikeluhkan oleh Amre, pemilik usaha kuliner di pertokoan milik Pemda Lombok Timur ini.

“Komplek pertokoan ini sudah sangat sepi, kondisi ini rata rata di alami oleh temen temen pengusaha kuliner di tempat ini. Pendapatan per hari rata rata 0 rupiah, kita mau mengadakan Event untuk mendatangkan pengunjung juga susah karena terkendala prokes Covid-19”, pungkasnya.

Di tempat terpisah, Kepala Bidang III Parekraf Rumah SandiUno Indonesia wilayah NTB, Baiq Diah Mungguh menyampaikan kondisi ini di alami seluruh UMKM di wilayah Indonesia. Ia pun berharap Pemerintah setempat memberikan solusi terhadap keberlangsungan usaha kuliner ini.

“Perlu langkah kongkrit dari Pemda setempat untuk mempertahankan keberlangsungan usaha kuliner ini. Mungkin dengan menggerakkan seluruh OPD atau Instansi terkait untuk makan siang tiap hari secara bergilir ke tempat tempat usaha kuliner. Kemudian langkah selanjutnya dengan memberikan subsidi atau konvensasi biaya sewa terhadap pengusaha yang menyewa toko milik pemerintah”, jelasnya.

Ia (Red.Diah) pun beserta jajaran Rumah SandiUno Indonesia yang ada di provinsi maupun yang ada di Kabupaten/Kota siap terjun membantu Pemda untuk memulihkan ekonomi kalangan bawah.(Sam).