oleh

Respon Bupati Sukabumi Untuk PT Fans “Rancang Bangun Tatar Sukabumi”

SKI, Sukabumi – Parameter tepat dan tidaknya dalam perumusan dan penyusunan sebuah Grand Design tentunya bukanlah hanya ditinjau dalam kajian partial dari seluruh komponen kebutuhan dan kepentingan yang ada di dalam masyarakat, namun ia harus mampu menjawab serangkaian permasalahan akut yang menjadi momok masyarakat yang mengepungnya selama ini.

Perumusan sebuah Grand Design menjadi langkah strategis penentu dasar pondasi, arah manuver dan rancangan strategi guna pencapaian target dan tujuan yang paling efektif dan membumi, paling aplikatif sesuai kondisi SDM, potensi wilayah dan kondisi masyarakat.

“Pesta Rakyat“ Grand Design yang telah sedikit dipaparkan oleh Tim produksi PT. FANS pada Jumat, 2 Agustus 2019 di Pendopo Bupati Sukabumi menjadi pemandu awalan yang cukup mencuri perhatian, menjadi topik menarik dalam pembahasan jumat siang.

Diharapkan respon positip dari Drs. H. Marwan Hamami, MM selaku Bupati Sukabumi menjadi “restu”, buah dari kesepakatan bersama dengan seluruh stackholder terkait, yang dapat mempermudah proses sosialisasi dan pengejawantahannya ke dalam seluruh elemen masyarakat Sukabumi melalui berbagai bentuk kebijakan taktis dan strategis dalam kerangka politik yang menjamin keteraturan kanal-kanal sosialisasi atau kampanye.

Sebelum masuk pada session dialog yang dipandu Andreas Yoseph, youtuber, di atas, rekan-rekan tim produksi film “Gerbang Dari Barat” sempat meminta sosok pemimpin tertinggi Sukabumi kelahiran Sukabumi, 22 Mei 1963 ini untuk memberikan statemennya terkait telah diproduksinya film tersebut di kawasan pantai Pelabuhan Ratu dan beberapa titik destinasi wilayah Geopark.

Gerbang Dari Barat adalah film Daerah yang memiliki muatan pendidikan, sejarah, seni budaya dan pariwisata. Berkisah tentang tradisi mandiri anak-anak pantai yang gemar mencari dan menjual kerang dan ikan, membuat asesoris dari kerang, berlatih beladiri, dan mengaji. Memikat mahasiswi Malaysia dan mahasiswa-mahasiswi Jakarta untuk menjadikannya sebagai kajian riset yang seru dan menantang.

Film GDB rencana akan diputar Gratis dalam acara Pesta Rakyat di kawasan pantai Pelabuhan Ratu yang akan dilaksanakan kurang lebih selama 14 hari, mulai pertengahan bulan Desember 2019 hingga malam tahun baru, malam Rabu, 1 Januari 2019.

Di mana Pesta Rakyat yang akan diisi dengan panggung seni budaya, pemutaran film dokumenter “Menjelang Senja Bojongkosan” dan ratusan stand tersebut akan dilaksanakan terlebih dulu di kecamatan Parung Kuda, tepatnya di Museum Palagan Bojongkokosan dan kawasan sekitarnya. Yang juga sekaligus akan dilakukan penyerahan “pusaka” film dokumenter tersebut oleh H Abah Anom bersama ketua Parfi dan ketua KFT kepada Bupati Sukabumi yang akan disumbangkan sebagai aset daerah Sukabumi dan disimpan di Museum Palagan Bojongkokosan.

Seperti yang dikatakan beliau bahwa sepantasnyalah manusia yang hidup di bumi ini mencintai, mensyukuri, dan menyukai segala apa yang telah Allah SWT ciptakan di bumi ini. Sukabumi berasal dari dua kata yaitu Suka dan Bumi.

Putra Daerah Sukabumi, H Abah Anom, tak main-main di dalam merancang acara Pesta Rakyat. Dibutuhkan kecerdasan berpikir tersendiri untuk menghasilkan rancangan The Giant Phenomena ini. Bukan hanya memproduksi film-film Dokumenter dan Daerah lalu memutarnya dan untuk ditonton saja, namun lebih dari itu.

Bagaimana melahirkan sebuah konsep massal yang mudah diaplikasikan sekaligus terintegrasi kuat secara komunal dan langsung merujuk pada persoalan mendasar di segala lapisan masyarakat, yaitu terpenuhinya berbagai kebutuhan dan kepentingan yang menjadi target bahkan momok selama ini.

Terbentuknya sebuah sistem yang hidup dan terus bertumbuh, yaitu sebuah sistem yang dibangun dari segala arah strata sosial dan akan terus dipelihara oleh masyarakatnya.

Respon bupati di luar perkiraan, salah satunya dengan memberikan fasilitas kepada tim untuk menggunakan seluruh fasilitas apapun dan data video “drown” milik dinas Pariwisata sebagai stockshot tambahan untuk memperkuat estetika dan eksotika dalam film.

Meski semula puluhan wartawan dari berbagai media pers sempat memenuhi area pendopo dan saat itu hanya ada dari BBC TV dan RCTI, tetap saja tak mengurangi hangatnya perbincangan di akhir pertemuan.

Komunitas Mata Sosial dan APMP pun telah jauh hari ikut mensupport perjalanan PT FANS hingga terselenggaranya audensi dengan orang nomer satu dalam jajaran birokrasi di Sukabumi.

“Pesta Rakyat yang Abah rancang ini, terinspirasi dari beberapa kebutuhan, kepentingan atau bahkan keluhan baik di lingkungan terdekat maupun terjauh di tengah masyarakat Grass Root, Middle, ataupun High Class. Bagaimana caranya mensinergikan semua itu dalam satu format bertumbuh. Meleburkan dan merangkaikannya ke dalam sebuah Pesta Rakyat yang kemudian akan dipelihara oleh semua komponen masyarakat yang membutuhkan dan berkepentingan di dalamnya, baik itu para birokrat, pelaku bisnis, penggerak sosial ekonomi, agamawan, sejarawan, pekerja seni, budayawan, pengelola wisata dan pendidikan, dan semua pihak yang saling terkait”, tegas H Abah Anom pada malam Jum’at dinihari, saat persiapan dan pembekalan pada Tim Produksi PT.FANS sebelum keberangkatan untuk audensi ke pendopo bupati Sukabumi.

Tanggapan Febrian Aditya, ketua umum Persatuan Artis Film Indonesia (PARFI) cukup mengejutkan, “Grand Design yang Abah buat itu seperti yang sudah dilakukan oleh Bupati Parigimontong dan beberapa event di Malaysia. Meski ada beberapa hal yang berbeda”.

Menanamkan benih Pesta Rakyat pada tanah Sukabumi, diharapkan akan menjadi embrio bagi upaya membangun kedigdayaan Nusantara di mata nasional dan dunia. (Red SKI).

Komentar