SKI | Jepara – Bersiap Menjadi Titik Terang di Peta Maritim Indonesia Pada tanggal 29 April 2025, Jepara mencatatkan momen penting dalam sejarah pembangunan daerah. Duta Besar Spanyol untuk Indonesia, H.E. Fransisco de Asis Aguilera Aranda, melakukan kunjungan langsung ke Desa Balong, Kecamatan Kembang, untuk melihat secara langsung kawasan Pantai Mahbang—lokasi yang digadang-gadang menjadi pelabuhan niaga masa depan Jepara.
Kehadiran Duta Besar tidak hanya membawa simbol persahabatan antarnegara, tetapi juga membuka pintu besar bagi investasi maritim internasional. Dalam kunjungannya yang didampingi oleh Bupati Jepara, H. Witiarso Utomo, serta perwakilan KADIN, Pelindo, dan jajaran perangkat daerah, dibahas secara serius potensi dan tantangan pembangunan pelabuhan tersebut.
Kabupaten Jepara, meskipun dikenal dengan kekayaan alam, seni ukir, dan pariwisata, masih menghadapi tantangan besar dalam hal infrastruktur maritim. Sampai saat ini, belum ada pelabuhan niaga modern yang dapat mendukung kegiatan ekspor-impor, distribusi logistik skala besar, maupun pengembangan ekonomi pesisir secara menyeluruh.
Pembangunan pelabuhan niaga ini diyakini mampu menjawab tiga tantangan utama:
• Kurangnya fasilitas pelabuhan yang layak dan kompetitif.
• Tingkat pengangguran di wilayah pesisir yang masih tinggi.
• Belum optimalnya potensi Jepara dalam rantai distribusi perdagangan nasional dan internasional.
Kunjungan Duta Besar Spanyol adalah sinyal kuat bahwa dunia internasional mulai melirik potensi Jepara. Dalam pernyataannya, Dubes Fransisco menyebut lokasi Pantai Mahbang sangat strategis dan pantas dikembangkan. Bahkan, Kedutaan Spanyol membuka ruang untuk memberikan dukungan teknis maupun investasi, terutama bila proyek ini masuk dalam daftar Proyek Strategis Nasional (PSN). sntara lain
• Gagasan kerja sama sister city dengan kota pelabuhan di Spanyol juga muncul, yang bisa mempererat kerja sama pendidikan, teknologi, dan budaya.
• Studi kelayakan proyek akan segera dilaksanakan bersama Pelindo pada bulan Mei 2025.
• Proyek direncanakan mulai konstruksi pada tahun 2026 dengan dukungan pemerintah dan sektor swasta.
Jika proyek ini terealisasi dengan baik, masyarakat akan merasakan dampak positif langsung dan tidak langsung, seperti:
• Peluang kerja baru di bidang logistik, pelabuhan, transportasi laut, hingga jasa penunjang.
• Peningkatan infrastruktur jalan, listrik, air, dan komunikasi di kawasan pesisir.
• Mendorong UMKM dan pelaku usaha lokal untuk berkembang melalui akses pasar yang lebih luas.
• Membuka jaringan ekspor bagi komoditas unggulan Jepara seperti mebel, hasil laut, dan kerajinan.
Apa yang Harus Dilakukan oleh Pemerintah dan Masyarakat?
Agar proyek ini tidak hanya menjadi mimpi, tapi benar-benar mengakar dan berkelanjutan, dibutuhkan langkah-langkah konkret:
• Pemerintah Daerah:
• Segera menindaklanjuti studi kelayakan dan menyusun masterplan proyek pelabuhan.
• Menjamin tata ruang dan izin sesuai prinsip berkelanjutan.
• Pemerintah Pusat:
• Didorong menetapkan proyek ini sebagai bagian dari PSN agar mendapat percepatan regulasi dan dukungan fiskal.
• Masyarakat Lokal:
• Dilibatkan dalam proses sosialisasi, perencanaan, hingga pelaksanaan agar proyek berjalan inklusif dan adil.
• Diplomasi Ekonomi:
• Ditingkatkan untuk memperluas jaringan kerja sama luar negeri dan memfasilitasi kemudahan investasi.
Pelabuhan niaga di Pantai Mahbang bukan sekadar proyek infrastruktur. Ia adalah simbol dari harapan baru, dari sinergi lokal dan global yang saling menguatkan. Jika dilaksanakan dengan perencanaan matang, transparansi, dan partisipasi masyarakat, pelabuhan ini bisa menjadi ikon baru Jepara—sebagai gerbang ekonomi maritim Jawa Tengah yang modern dan berdaya saing global. (Hani K).