SKI | Jakarta – Pembangunan toilet komersil dan kios di arah pintu keluar Terminal Senen, Jakarta Pusat, diduga berbau suap yang melibatkan oknum pejabat instansi terkait dan juragan toilet.
Dugaan muncul karena tempat usaha dibangun di atas lahan taman penghijau terminal yang berada di sisi utara dan sisi selatan arah pintu keluar terminal.
Besarnya suap yang ditawarkan, diduga jadi penyebab oknum pejabat tergiur dan korbankan taman yang berfungsi untuk penghijauan terminal dirubah menjadi toilet komersial dan kios.
Menurut keterangan salah seorang pekerja, proyek sudah mengantongi ijin dari Kepala Unit Pelayanan Tekhnis (UPT) Terminal yang berkantor di Rawamangun, Jakarta Timur.
Ketika dikonfirmasi, Kepala Terminal Bus Senen, Jakpus, Joni Budhi Irwanto mengatakan tidak mengetahui ada dugaan suap pada proyek. “Setahu saya tidak,” katanya.
Menurutnya, ada beberapa alasan penambahan toilet di sisi utara pintu keluar terminal. Diantaranya, alasan kebersihan. “Agar pengunjung maupun kru angkutan umum tidak tidak kencing sembarangan,” jelasnya.
Alasan selanjutnya, perintah sarpras dan ka upt terminal akan menambah restribusi untuk PAD.
Selain itu, tambah Joni, nantinya pihak pengelola toilet bisa membantu perawatan sekaligus merubah taman yang belum maksimal akan bertahap lebih bagus.
“Untuk lebih jelasnya bisa langsung ke Sarpras up Terminal Rawamangun ,” kata Joni.
Hal senada juga dikatakan Kepala UPT Terminal, Syamsul. Dia juga membantah dugaan suap. “Tidak ada itu,” tegas Syamsul.
Menurutnya segala sesuatu sesuai prosedur dengan pertimbangan teknis dan kebutuhan akan layanan terminal. Sama dengan proses perijinan-perijinan sebelumnya, untuk peningkatan target pemasukan restribusi.
“Sesuai SOP terminal pada umumnya, ada fasilitas penunjang berupa kios, toilet yang dikenakan kewajiban restribusi berdasarkan ketentuan Perda 1 tahun 2015 tentang Retribusi Daerah,” jelas Syamsul
“Lebih jelasnya bisa dikonform ke Satlak Operasional Terminal Rawamangun,” pungkas Syamsul. (sahala t p)