oleh

Tedjo Edhy Giring 300 Jenderal Dukung Prabowo Jadi Presiden

Jakarta – SKI – Usai pensiun dari Angkatan Laut, Tedjo Edhy Purdijatno memutuskan masuk dunia politik. Ia masuk Partai Nasional Demokrat (Partai NasDem) pimpinan Surya Paloh. Pada pemilihan presiden 2014, NasDem menjadi salah satu partai pendukung calon presiden dan calon wakil presiden Jokowi-Jusuf Kalla. Bahkan NasDem, bersama PDIP, menjadi partai pertama yang secara terbuka mendukung Jokowi.

Tentu, Edhy Purdijatno, mantan Kepala Staf TNI Angkatan Laut itu menjadi barisan pendukung Jokowi. Bersama NasDem, Edhy berjibaku memenangkan Jokowi. Tak sia-sia. Sejarah pun mencatat, Jokowi-Jusuf Kalla memenangi Pilpres menyingkirkan rivalnya pasangan Prabowo Subianto-Hatta Rajasa.

Atas dukungnya, Edhy oleh Jokowi ditarik masuk kabinet. Tidak tanggung-tanggung, posisi yang diberikan sangat prestisius. Laksamana Edhy didapuk jadi Menteri Koordinator Politik, Hukum dan Keamanan (Menkopolhukam). Mengutip Merdeka.com, pensiunan Laksamana kelahiran Magelang, 20 September 1952 diangkat Jokowi jadi Menkopolhukam pada 27 Oktober 2014.

Saat masih aktif di angkatan laut, sederet posisi strategis pernah dipegangnya. Edhy pernah menjadi Kepala Staf Koarmatim, Wakil Komandan Seskoal, Panglima Koarmabar, Asisten Perencanaan Kasal, Dirjen Perencanaan Pertahanan Dephan, Komandan Sesko TNI dan Kepala Staf Umum TNI. Pada 1 Juli 2008 oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), Edhy dilantik jadi Kepala Staf TNI Angkatan Laut menggantikan Laksamana TNI Sumardjono.

Mengutip Tempo.co (12/8/2015), pada 12 Agustus 2015, Edhy diberhentikan dari jabatannya sebagai Menkopolhukam alias kena reshuffle. Ia digantikan oleh Luhut Binsar Panjaitan yang sebelumnya menjabat sebagai Kepala Staf Kepresidenan. Praktis Edhy menjabat Menkopolhukam hanya beberapa bulan saja sejak dilantik Oktober 2014. Sejak itu namanya nyaris tak mencuat lagi, seperti hilang dari peredaran.

Sampai kemudian pada tahun 2018, sang Laksamana kembali muncul ke atas panggung. Kemunculannya mengejutkan karena ia telah berganti baju partai. Edhy tak lagi berbaju NasDem, tapi resmi mengenakan jaket Partai Berkarya, partai baru besutan Hutomo Mandala Putra atau Tommy Soeharto, putra bungsu mendiang Presiden RI kedua, Soeharto.

Mengutip Tempo.co (30/9/2018), di Partai Berkarya, Edhy didapuk sebagai Ketua Dewan Pertimbangan Partai Berkarya. Menariknya, Partai Berkarya bukan partai yang ada di barisan pendukung Jokowi menghadapi Pilpres 2019. Tapi resmi menyokong pasangan Prabowo-Sandiaga Uno, rival Jokowi di Pilpres 2019. Artinya, Edhy resmi pula ‘membelot’ dari Jokowi mantan bosnya di kabinet dulu. Bahkan menurut Sekjen Partai Berkarya, Priyo Budi Santoso, Laksmana Edhy adalah tokoh dibalik dukungan 300 purnawirawan TNI yang mendukung Prabowo. (red ski)

Komentar