oleh

Ustdz. Suherman: Perserta Pemilu 2019 Tetap Mengindahkan Nilai-nilai Kesantunan

SKI, Jakarta- Masa kampanye Pemilu 2019, baik pilpres (pilpres) maupun pileg (pemilu legislatif), telah dimulai. Karena itu Majelis Taklim di daerah Cijantung, Jakarta Timur yang dipimpin oleh Drs. Suherman Basyari. MA, kembali meminta kepada umat Islam dan seluruh komponen bangsa agar mengedepankan adab dalam menghadapi persaingan demokrasi tersebut. 

Ustdz. Suherman menuturkan, pemilihan adalah sarana untuk memilih pemimpin nasional melalui sistem pemilihan yang mendukung, langsung, umum, bebas, aman, jujur, dan adil. Tujuan pemilu sesuai dengan yang dipilih dan mengganti pemimpin, tetapi lebih dari itu membangun peradaban bangsa yang religius, maju, maju, berdoa, berdaulat, adil, dan sejahtera.

Kemudian Ustdz Suherman mengatakan, memberikan apresiasi kepada para peserta Pemilu 2019, baik pilpres maupun pileg, yang sudah disetujui komitmennya untuk mengadakan kampanye secara damai. Komitmen ini harus dibuktikan dengan tindakan nyata, bukan hanya bibir bibir belaka. 

“Untuk itu, diimbau bagi semua pihak elit politik untuk dapat mengedepankan etika politik yang berkeadaban, santun, dengan tidak menampilkan rasa kebencian dan permusuhan yang dapat memecah belah dan merusak kerukunan bangsa,” ungkap Ustdz Suherman melalui pesan yang diterima melalui pesan whattsaps di Jakarta, Minggu (6/4) sore.

Ustdz Suherman mengingatkan kepada seluruh umat muslim, ingatlah pilihan yang diambilnya disikapi dengan kedewasaan penuh, saling menghormati, dan saling memuliakan. Dia berharap semua pihak mendahulukan kepentingan nasional di atas kepentingan kelompok dan golongan, serta; menjunjung tinggi semangat persaudaraan, persatuan dan kesatuan. 

“Jadikanlah perbedaan aspirasi politik sebagai rahmat untuk saling menghormati dan memuliakan agar persaudaraan sebagai bangsa tetap terpelihara,” ujarnya. 

Lebih lanjut Ustdz. Suherman mengatakan, para penyelenggara pemilu wajib jujur, adil, dan profesional agar dapat menyelenggarakan pemilu yang tertib, aman, damai, dan bermartabat. Dengan begitu, rakyat Indonesia dapat menggunakan hak pilihnya dengan penuh kesadaran, bertanggung jawab, senang dengan tanpa tekanan dan paksaan.

Kepada peserta pemilu, baik pasangan capres – cawapres, partai politik, tim sukses, dan juru kampanye, berusaha menciptakan suasana yang kondusif. “Menyusul dalam perdebatan”, tetap mengindahkan nilai-nilai kesantunan, kepatutan, akhlak mulia, serta menjauhkan diri dari praktik politik kotor seperti kampanye hitam, provokasi, intimidasi, ujaran kebencian, hoaks, fitnah, politik uang dan politik SARA (suku, agama, ras, dan antargolongan), ”tutur Ustdz. Suherman.

Selanjutnya, kepada para tokoh agama, tokoh masyarakat, tokoh adat, dan media massa, Suherman berharap agar dapat memeriksakan diri sebagai perekat dan pemersatu bangsa. Para tokoh dan media harus ikut membantu memperbaiki suasana selama masa kampanye, membuat pesta demokrasi yang menjadi hajatan nasional bangsa Indonesia dapat berjalan dengan lancar, tertib, aman, dan menggembirakan. 

“Kepada penegakan hukum untuk keadilan, keadilan, transparansi, dan profesional. Penegakan hukum harus dilakukan terhadap siapa pun yang tidak mengubah warna partainya sehingga masyarakat mendapat jaminan dan kepastian hukum dalam menunaikan hak-hak konstitusionalnya, ” pungkasnya. (Red SKI) 

Komentar