SKI| Lombok Tengah – Kontestasi pemilu 2024 menjadi agenda yang selalu dilaksanakan sebagai bentuk menjalankan perintah undang-undang dan menjaga iklim demokrasi di Indonesia sehingga dalam momentum ini
Masyarakat dapat terlibat aktif dalam menentukan arah bangsa ini.
Dalam setiap pemilu semua calon-calon anggota legislatif maupun calon presiden berlomba-lomba menarik simpati dan perhatian Masyarakat. Maka tidak heran dalam agenda lima tahunan ini banyak sekali Alat Peraga Kampanye (APK) seperti poster, baliho, spanduk dll milik Capres maupun Caleg bertebaran di sepanjang jalan.
“Dan ini menjadi hal yang biasa ditengah masyarakat, karna masyakat juga memahami bahwasanya mereka merupakan objek dari pemilihan ini, sehingga untuk menjaga proses demokrasi ini perlu adanya peran KPU dan Bawaslu untuk menjaga fasilitas-fasilitas umum tersebut. Mengingat banyaknya APK yang bersebaran di dijalan-jalan,” ujarnya Jumat (26|1).
Akan tetapi bagaimanapun APK yang terpasang sudah sesuai dengan ketentuan dan tidak mengganggu pengguna jalan itu dirusak atau dicabut oleh orang-orang yang tidak bertanguung jawab.
Seperti yang dialami Caleg DPR RI dari partai PKB nomor urut 2 Helmy Faishal Zaini (HFZ) dapil NTB 2, menurut laporan dari tim pemenangnya ada sekitar 60 baliho mereka dicabut di kecamatan Kopang, Praya Tengah, Praya serta Batukliang Kabupaten Lombok Tengah dan ada sekitar 10 baliho yang
dirusaki.
“Padahal baliho ini baru dipasang pada hari sabtu tanggal 20 Januari 2024, berselang tiga hari pantauan dari tim sudah banyak yang hilang dan dirusaki. Tentu ini menjadi hal yang sangat disayangkan dalam era demokrasi,” katanya
Pencabutan atau pengrusakan APK milik pak Helmy Faishal Zaini (HFZ) kalau dilihat dari jumlahnya dan penyebaranya tentu ini Gerakan yang terakomodir serta sengaja dilakukan, dan motifnya pasti ingin melemahkan beliau, yang dimana dalam setiap kunjungan pak Helmy ke desa-desa mengundang antusias Masyarakat sangat besar tentu karena pak Helmy adalah sosok yang baik dan
teladan.
“Sehingga menimbulkan opini, pengrusakan dan pencabutan ini mungkin dari orang-orang yang iri kepada beliau,” ujar Patriadi
Disisi lain Pak Helmy memaafkan dan tidak menaruh dendam kepada oknum yang tidak bertanggung jawab tersebut, karena menurut beliau jangan sampai proses pemilu ini berdampak perpecahan, sejatihnya Amanah itu akan diberikan rakyat kepada orang yang sungguh-sungguh memperjuangkan
Hak rakyat.
“Melihat kejadian yang dialami pak helmy pun ini tidak menutup kemungkinan dapat dialami oleh kontestan lainya, kiranya KPU dan bawaslu bisa mengawasi proses yang ada. Karena kejadian ini juga menjadi kekhawatiran bagi kontestan pemilu lainya, karena dampak kerugian yang bisa mereka alam,” pungkasnya (Riki).