Petani Bangkit, Tanah Pulih — Nusa Agro Dorong Revolusi Pertanian Sehat di BanyumasKOMENNEWS.COM | Banyumas – Di tengah tantangan harga pupuk kimia yang terus melambung, para petani kini mulai membuka mata pada sistem pertanian sehat berbasis hayati. Hal ini tampak jelas dalam Seminar Pertanian Indonesia yang digelar di Kecamatan Sumpiuh, Kabupaten Banyumas, Rabu (5/10/2025), dengan tema “Peran Pupuk Organik dan Hayati Menuju Pertanian Sehat dan Berkelanjutan.”Kegiatan ini diselenggarakan oleh PT. Alamo Greenlife Internasional melalui produk unggulannya Nusa Agro, pupuk organik cair super aktif dengan bio activator alami yang kini banyak diminati petani karena hasilnya nyata dan ramah lingkungan.Acara dibuka oleh I. Lestari, Founder PT. Alamo Greenlife Internasional, yang menekankan pentingnya kesadaran baru bagi petani agar tidak lagi bergantung pada pupuk kimia yang justru melemahkan kesuburan tanah.> “Tanah itu makhluk hidup. Kalau terus diberi bahan kimia, lama-lama ia sakit. Dengan pupuk hayati, kita bukan sekadar menanam tanaman, tapi menumbuhkan kehidupan di tanah,” ujarnya penuh semangat.Seminar ini menghadirkan Prof. Topik Haedi, S.Sos., MM, Konsultan Bisnis Development Nusa Agro sekaligus tenaga ahli formulator produk pertanian, yang memaparkan konsep pertanian sehat secara ilmiah namun mudah dipahami petani.Dalam paparannya, Prof. Topik menegaskan bahwa keberhasilan pertanian dimulai dari olah tanah yang benar.> “Banyak petani masih terjebak cara instan. Padahal, pupuk kimia hanya memberi efek sesaat, tapi merusak struktur dan unsur hara tanah dalam jangka panjang,” terangnya.Menurut hasil risetnya, penggunaan sistem hayati terbukti mampu memulihkan kondisi tanah dengan mikroba aktif yang bekerja alami, mengurai residu berbahaya, serta menormalkan pH tanah menjadi ideal di angka 7.Acara yang dihadiri kelompok tani dari Kecamatan Sumpiuh, Kemranjen, hingga Adipala (Cilacap) ini berlangsung interaktif. Para petani pun aktif berdialog. Salah satunya menanyakan cara mengatasi busuk akar (fusarium) dan teknik agar durian bisa berbuah setiap tahun. Semua dijawab Prof. Topik dengan solusi teknis yang mudah diterapkan.Di akhir acara, Prof. Topik memberi pesan menyentuh:> “Petani sejati bukan sekadar menanam tanaman, tapi menanam harapan. Selama kita percaya pada alam dan terus belajar, pertanian Indonesia akan kuat dan mandiri.”Para peserta kemudian berfoto bersama sembari membawa semangat baru untuk kembali ke pertanian alami yang menghargai kehidupan tanah dan alam.Seminar ini menjadi bukti nyata bahwa revolusi pertanian sehat di Banyumas sudah dimulai. Dari tanah yang hidup, lahirlah harapan baru bagi generasi petani masa depan.
Penulis: Ahdiyat












