SKI l Lombok Timur-Para Keluarga Penerima Manfaat (KPM) dalam program Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT) di wilayah Kecamatan Montong Gading yang disalurkan pihak Bulog melalui para agent diresahkan dengan adanya dugaan ditaruhkan obat stunting dalam beras bansos tersebut.
Hal ini sebagaimana pengakuan dari Kepala Desa Jenggik Utara,Nasri saat dikonfirmasi mengatakan kalau beras bansos yang disalurkan ke warganya ditaruhkan obat stunting sebagaimana program pemerintah dalam rangka untuk menurunkan angka stunting di wilayah kerjanya.
Hal ini diketahui setelah dikirimkan vidio mengenai beras yang ditaruhkan obat stunting dan vitamin tersebut. Untuk kemudian pihaknya menjelaskan kepada masyarakat terhadap masalah beras yang dipersoalkan tersebut.
” Dari informasi yang diterima kalau beras bansos itu ditaruhkan obat stunting,” katanya.
Nasri juga membenarkan kalau warganya yang memperoleh bantuan sosial beras dari BPNT saat penyaluran. Dengan minta diganti beras yang lainnya,karena alasan diduga beras tersebut merupakan beras plastik.
Apalagi setelah warganya melakukan komplin ke pihak penyalur,karena tumben melihat beras berncampur dengan beras yang diduga beras plastik tersebut. Sehingga ada rasa kekhwatiran warga nantinya kalau mengkomsumsinya akan terjadi apa-apa.
” Memang betul warganya menolak bantuan beras dari bansos karena diduga beras plastik sehingga minta diganti dengan yang lainnya,” tegasnya.
Kepala Divire Bulog Lotim, Hanapi dikonfirmasi mengaku beras bansos yang disalurkan ke masyarakat merupakan beras vitamin,tapi banyak masyarakat yang komplin karena tidak tahu sehingga akhirnya ditukar.
” Tidak ada beras plastik, tapi beras vitamin yang diberikan kepada masyarakat penerima bansos,” ujarnya.
Menurutnya sebenarnya ini produksi beras bervitamin yang pada saat pengemasan di mesin RTR bulog disisipkan untuk pengenalan awal masing-masing sekitar 5 s.d 10 karung dibeberapa agent samping di wilayah kecamatan Montong Gading.
Sehingga kemungkinan pihaknya lupa menyampaikan ke bawahannya untuk disampaikan ke masyarakat,karena kemungkinan tahun 2022 akan diserentakkan di seluruh Indonesia.
” Mungkin tim bulog lupa sosialisasikan ke masyarakat,tapi kemarin dari Polres Lotim sudah turun bersama kami untuk meluruskan,” tukasnya.
Ditempat terpisah Kepala Dinas Kesehatan Lotim, H.Pathurahman saat dikonfirmasi mengenai masalah beras bansos yang ditaruhkan obat stunting mengaku pihaknya tidak mengetahuinya dan baru mendengarnya.
” Saya baru mengetahui kalau beras ditaruhkan obat stunting,” ujarnya penuh tanda tanya.(Sam).