oleh

Pemimpin Masa Depan, Ridwan Kamil dan Peluang Raih Kepemimpinan Nasional

 

SKI|Bandung (14/11/’22) – Selama menduduki jabatan tertinggi di lingkungan Pemerintah Provinsi Jawa Barat (Jabar), Ridwan Kamil atau yang akrab disapa Kang Emil, dinilai telah mampu membawa perubahan bagi Jabar. Sejumlah apresiasi ia terima hasil dari kinerja dan capaian prestasi mengagumkan sepanjang karir kepemimpinannya.

Sejak terpilih sebagai Gubernur Jabar pada pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur (pilgub) 2018 lalu, Kang Emil langsung tancap gas dengan sejumlah terobosan program khasnya. Mengusung tema besar kolaborasi dan kepemimpinan partisipatif, Kang Emil berhasil mengumpulkan sejumlah masukan ide, gagasan dan pemikiran dari berbagai elemen masyarakat yang memiliki perhatian kepada pembangunan Jabar.
Terkumpulnya berbagai gagasan program itu, setidaknya mampu menggerakkan inisiatif sejumlah relawan yang selama ini mendukung proses Pilgub Jabar hingga dirinya terpilih menjadi Gubernur masa jabatan 2018-2023.

Selain itu, ide program menjadi inspirasi kinerja aparatur yang mendampingi kerja-kerja kepemimpinannya di gedung pemerintahan dan lingkungan masyarakat secara langsung.
Baik relawan maupun aparatur, bagi Kang Emil kehadiran kelompok partisipasi itu memiliki tugas bersama sebagai suatu kesatuan mengawal berbagai macam aspirasi dan merealisasikannya dalam bentuk-bentuk kerja nyata serta optimalisasi berbagai bentuk capaian dari program yang dicanangkan.

Lantas seperti apa bentuk capaian Kang Emil tersebut dari waktu ke waktu selama masa kepemimpinannya bergulir?

Kelompok Relawan Jabar Bersatu (Jaber) melalui salah satu unsur pimpinannya tingkat Dewan Pimpinan Daerah wilayah 4 (DPD) Jabar Bersatu Sirun Wartono, dalam kegiatan konsolidasai relawan Jabar Bersatu di Bandung baru-baru ini mencatatkan bahwa Kang Emil mampu memainkan peran yang vital menggerakkan pengikutnya dalam melakukan proses adaptasi atas sejumlah tuntutan perubahan di tengah-tengah masyarakat.

Perubahan itulah yang kemudian dirasa oleh banyak pihak mampu mendorong Jabar kepada arah baru pembangunan. Kepemilikan gaya kepemimpinan khas Kang Emil sangat kuat membentuk wajah Jabar bersama perkembangannya di era digital.
Kehadiran Kang Emil dalam masa transisi kepemimpinan era baru, mengedepankan keunggulan teknologi. Konsep kepemimpinan ini dibutuhkan dalam organisasi publik yang melibatkan orang banyak. Gaya kepemimpinan yang konvensional, akan sulit menjangkau publik yang tersebar luas dalam jumlah besar saat ini. Gaya kepemimpinan konvensional pun akan sangat rigid dan sulit melakukan pendekatan perubahan akseleratif berbasis teknologi informasi.

Kepemimpinan yang adaptif, sesungguhnya merupakan cara tersendiri bagaimana menyikapi perubahan dan tuntutan zaman era digital agar organisasi mampu bertahan diberbagai situasi dan kondisi.

Sirun merasa optimis, jika model atau gaya kepemimpinan Kang Emil semacam itu, merupakan model atau gaya kepemimpinan yang dibutuhkan Indonesia kedepan. Bagaimana pun juga, gelombang perubahan itu sulit terbendung. Cara kita menghadapinya adalah melakukan adaptasi dan mengimbangi segala macam tuntutan kemajuan berbasis kemampuan penguasaan informasi dan teknologi.

Desa Digital : Gelombang perubahan zaman semakin sulit diprediksi. Masyarakat dalam berbagai bentuk golongan dan corak kehidupan yang ada saat ini tanpa terkecuali, akan merasakan dampak tuntutan perubahan itu.
Jawa Barat memiliki sejumlah kelompok masyarakat yang rentan menghadapai kendala perubahan zaman akibat masih terkondisikan dalam situasi terbelakang atau keadaan yang masih timpang dalam hal pemerataan pembangunan.

Desa, salah satu kehidupan khas Jabar yang tergambarkan masih sangat jauh dari sentuhan modernisasi. Keadaan desa sangat rawan mengalami ketergerusan oleh perubahan apabila tidak segera mendapat sentuhan perbaikan kondisinya dalam berbagai bidang.
Lebih dari 5000an desa tersebar diseluruh Jabar. Desa ini, secara menyeluruh merupakan tempat menampung kehidupan 80 persen masyarakat Jabar. Bayangkan saja jika kondisi desa masih berada dalam keadaan kurang optimal dalam perubahan moderenisasi, maka dengan sendirinya masyarakat Jabar secara mayoritas akan menjadi terbelakang.
Hal ini tentunya tidak diharapkan oleh banyak orang, sehingga langkah peningkatan desa kepada kualitas memadai harus segera ditempuh.

Kepemimpinan Kang Emil salah satunya, sangat fokus kepada penataan dan peningkatan kualitas desa di Jabar dengan pendekatan program Desa Digitalnya. Bagaimana desa dipacu menggunakan pendekatan teknologi informasi sehingga segala macam konektifitas dan komunikasi antar pemerintahan dan juga masyarakatnya menjadi lebih cepat dan sederhana.
Keadaan rigid pengurusan berbagai macam kepentingan pemerintahan desa, sejauh ini sudah dapat ditopang oleh hadirnya perangkat teknologi mutakhir dan canggih. Alur pelaksanaan pemerintahan desa menjadi lebih terbuka dan memungkinkan masyarakat mudah untuk mengaksesnya sepanjang waktu.

Dalam masa kepemimpinannya yang masuk tahun keempat ini, Kang Emil mampu mengoleksi sejumlah penghargaan dari keberhasilannya merealisasikan program-program inovatif.
Mendapat predikat sebagai Inspirational Leader pada acara GovInsider Innovation Award 2019, salah satunya bagaimana Kang Emil menjawab tantangan kepemimpinan visioner dan adaptif. Wujud kerja nyata itu ia realisasikan bersama program-program pembangunan Jawa Barat yang salah satunya adalah digitalisasi desa di era Revolusi Industri 4.0 yang serba digital.
Dari raihan penghargaan, secara otomatis tingkat kepercayaan publik terhadap kepemimpinan Kang Emil dan pemerintahan Provinsi Jawa Barat terus meningkat.
Adapun Kang Emil dalam pelaksanaan program-program tersebut, terutama program yang menyentuh desa secara langsung, bersandar kepada visi pemerintah Jawa Barat yaitu menjadikan provinsi Jawa Barat sebagai provinsi digital terdepan di Indonesia, dengan memfokuskan pada inovasi dan pengambilan resiko yang dilakukan pemerintah.

Dari hal tersebut, melalui kebijakan-kebijakan yang diambilnya, desa kini mengalami suatu transpormasi keadaan dari yang dulunya tradisional menjadi desa digital diikuti dengan praktek pembenahan jaringan internet di desa serta pemberdayaan masyarakatnya.
Kemajuan desa dengan pendekatan digitalisasi pemerintahan dan pemberdayaan masyarakatnya, akan mampu meminimalisir suatu keadaan yang disebut dengan VUCA, sebuah istilah yang memiliki kepanjangan kata Volatility, Uncertainty, Complexity dan Ambiguity.

Suatu keadaan dunia baru yang mengambarkan bagaimana perubahan yang sulit terpredisksi arahnya.
VUCA menjadi momok bagi pemerintahan yang berpola stagnan dan konvensional atau terus bertahan dalam status quo. Sementara kehadiran perubahan informasi dan teknologi yang tidak dapat terelakan lagi.

Kepuasan Publik : Keberhasilan memimpin Jabar dalam kurun waktu empat tahun terkahir, Kang Emil didudukan oleh sejumlah pengamat layak menyandang predikat kepemimpinan yang berhasil berinovasi dalam mengimbangi perubahan di era digital.
Langkah penanganan persoalan pandemi Covid-19 di Jabar, secara signifikan dikatakan berhasil. Begitu pun dalam pembangunan infrastruktur terbilang sukses meraih keunggulan dan pemerataan.

Pada tahun 2021, Direktur Operasional dan Data Strategis IPRC Idil Akbar melalui survey yang dilakukannya, mencatat bahwa tingkat kepuasan masyarakat terhadap kinerja Gubernur Jabar mencapai 83,4 persen. Pernyataan tersebut disampikan secara resmi di Bandung dalam sebuah pertemuan di Hotel De Pavilijoen Bandung beberapa waktu lalu.
Angka kepuasaan publik semacam itu, membawa angin segar bagi Kang Emil berkarir kejenjang kepemimpinan nasional. Walau saat ini masih banyak langkah harus dioptimalkan untuk meraih dukungan penuh warga.
Faktor tertentu dalam optimalisasi tersebut, yaitu keputusan Kang Emil untuk maju sebagai capres belum secara nasional tersosialisasi serta tidak adanya partai politik yang mengusung namanya maju dalam bursa Pemilu Presiden (Pilpres).

Namun masih ada waktu cukup apabila capaian kepemimpinan nasional seperti RI 1 atau RI 2 akan menjadi kejaran Kang Emil pada masa kepemimpinan berikutnya.
Walau demikian, apabila membahas pencapresan Kang Emil dalam lingkup Jabar, ada catatan penting bahwa Kang Emil memiliki peluang maju pilpres dan mendapat dukungan dari warga di tingkat Jabar berdasarkan hasil survey CIGMark yang dirilis 12-28 September 2022.
Hasil catatan survey CIGMark menyebutkan bahwa Kang Emil masuk jajaran teratas empat besar nama capres dengan raihan angka 39, 2 persen, menyusul beberapa nama lainnya, Prabowo Subianto 23, 5 persen Anies Baswedan 14, 9 Persen dan Ganjar Pranowo 8,1 persen.

Inilah hal yang kemudian menjadi dasar catatan penting disamping catatan-catatan lain, bagi para pendukung Kang Emil apabila mengharapkan Kang Emil meniti karir kepemimpinan berikutnya.
Kinerja yang baik dan popularitas yang tinggi cukup menjadi modal mengikuti kontestasi kepemimpinan nasional.
Relawan Jabar Bersatu yang secara konsisten mengusung kepemimpinan Kang Emil ini, berharap kelanjutan jenjang kepemimpinan Kang Emil di tingkat nasional betul-betul dapat terealisasi.
Alasan utamanya karena karakter kepemimpinan inovatif berdasar kepada partisipasi warga serta melek terhadap kemajuan zaman berbasis teknologi informasi dan digital, saat ini sudah dikantongi Kang Emil.

Potensi dan bekal pengalaman keberhasilan itu, saat ini sangat dibutuhkan oleh Indonesia yang juga sama-sama menghadapi tantangan perubahan zaman era digital.
Mendudukan Kang Emil dalam posisi terhormat di kursi orang nomor satu di Indonesia menjadi niscaya dan layak diperjuangkan. (UT)