oleh

Resto Bernuansa Alam Salah Satu Potensi Ekonomi di Musim Pandemi

Resto-resto bernuansa alam ini bahkan semakin ramai, seiring turunnya aturan pemerintah terkait dengan pembatasan.

Kuliner yang merupakan kegiatan persiapan, pengolahan, penyajian produk makanan dan minuman yang menjadikan unsur kreativitas, estetika, kearifan lokal sebagai elemen penting dalam meningkatkan cita rasa dan nilai produknya, untuk menarik daya beli dan memberikan pengalaman bagi konsumen (Lazuardi dan Mochamad 2015).

Pilihan kuliner yang dihadirkan oleh sebuah resto, akan sangat mempengaruhi citra resto tersebut di mata pelanggannya.

Sementara bentang alam berupa aliran air sungai yang mengalir di tepian resto, hamparan pemandangan alam di lereng pegunungan, atau pun juga hamparan sawah yang mulai menguning padinya merupakan pesona bentang alam yang menambah nilai bagi resto tersebut, yang tidak terlepas dari kualitas kulinernya.

Tiga resto yang ada di kawasan Kedung Banteng, Kabupaten Banyumas ini mungkin dapat menjadi segelintir contoh dari banyaknya resto bernuansa alam yang muncul selama pandemi ini.

Satu, Warung Kluthuk, yang menyajikan kuliner khas desa semacam sayur asem, lodeh, sambel trasi, tumis pakis, tumis gandul, aneka olahan ikan dan ayam serta sate telur, usus dan ati. Pilihan minumannya pun beragam, dan tentu saja ada menu mendoan khas desa yang disajikan bersama cabe rawit yang mak nyus. Pilihan mengambil sendiri (prasmanan) atau pesan melalui menu yang telah disediakan pun menjadi daya Tarik tersendiri.

Tak berhenti sampai di situ, bangunan resto yang menimbulkan nuansa ‘rumah mbah’ dengan perabot kayu, banyaknya tanaman hias, ada kolam ikan dan juga pemandangan hamparan sawah di depannya serta pemandangan Gunung Slamet yang terlihat dengan jelas pun menambah daya Tarik resto ini. “Nekat buka pas pandemic, Alhamdulillah mulai rame” kata Owner Warung Kluthuk saat ditanya kapan berdirinya.

News Feed