SKI| Lombok Tengah- Puluhan masa aksi yang tergabung dalam Forum Kepala Desa (FKD), kecamatan Pujut dan Asosiasi Pengusaha Travel Agen Provinsi Nusa Tenggara Barat (APTA NTB), dan Soladiritas Warga Intern Mandalika (SWIM) geruduk kantor ITDC di Kuta Lombok Mandalika pada Selasa (8|2)
Aksi tersebut dilakukan untuk menyampaikan aspirasi dari sejumlah warga yang berprofesi sebagai sopir travel yang tidak dilibatkan dalam pegelaran MotoGp pada bulan Maret mendatang.
Kepala Desa Ketara Lalu Buntaran menyampaikan bahwa, pihaknya geram dengan tingkah dari pihak ITDC yang tidak pernah melibatkan warga sekitar khususnya agent travel lokal
Sebelumnya, pada Senin kemarin (7|2) pihaknya sempat melakukan aksi jilid I di Bundaran Bandara Internasional Lombok dengan menuntut agar travel lokal dilibatkan dalam pegelaran MotoGP mendatang
Namun, pihak ITDC yang ditunggu-tunggu tidak datang sampai dengan masa aksi membubarkan diri
“Kemarin kita tunggu, bahkan Bapak Wakapolres Loteng sendiri yang langsung menelpon ITDC namun dibohongi, maknnya kita datang kemari untuk menuntut janji-janji ITDC sejak dulu,” Ungkap Buntaran dengan perasaan geram
Selain itu, masa aksi juga menyangkan pihak ITDC yang tidak cepat tanggap terhadap keluhan-keluhan warga disini
“Dulu pada saat pembebasan lahan ini, kami (Kades Ketara dan Kades Rembitan, red) berjuang mati-matian,” Terangnya
Ketua SWIM Lalu Alamin juga menuntut kepada pihak ITDC untuk menemui masa aksi, supaya tidak ada lagi pembohongan yang terjadi seperti yang pernah terjadi beberapa waktu yang lalu.
“Mari temui kami, supaya tidak ada lagi kebohongonan seperti yang terjadi kemarin,” Pintanya.
Begitu juga yang disampaikan oleh Kades Rembitan Lalu Minaksa bahwa Dari semua janji yang diberikan oleh pihak ITDC, tidak ada satupun yang terealisasi bahkan untuk menemui kami saja tidak berani.
“Kami meminta untuk masyarakat Pujut khususnya untuk di berikan prioritas,” Ujarnya
“Temui kami baik-baik, kami punya etika tidak akan menyentuh kalian,” Tegasnya
Sementara itu, Pada saat akan dilakukan konfirmasi terhadap pihak ITDC, para awak media hanya dibatasi 2 orang saja saat masuk. (riki).












