SKI | Mataram -, Tokoh Lintas Agama Prov. NTB bersama tokoh Masyarakat dan jajaran Forkopimda Prov. NTB melakukan Doa bersama di Mataram. Hadir mewakili Agama Islam Dr. H. Badrun M.Pd, Protestan : Pdt Miss Pelletimu Sono Bogar, M.Si, Khatolik : Frater Eduardus I Gede Suryajaya, Hindu : Pinandita Prof. Dr. Drs. I Nyoman Murbawidana, M.ag, Budha : Romo Sudiarto, S.Pd, Konghucu : S. Widjanarko. Senin, (30/06),
Ketua Forum Kerukuna n Umat Beragama (FKUB) NTB , Dr. Buya Subki Sasaki menyampaikan, Doa lintas agama bersama para tokoh dari lima agama di NTB ini, merupakan salah satu upaya memohon perlindungan dan keselamatan kepada Tuhan yang maha esa, karena diatas ikhtiar manusia ada kuasa diatas segalanya. Seperti perjuangan para pendahulu baik dalam memperjuangkan kemerdekaan dan keutuhan NKRI, tidak terlepas dari berdoa atau meminta pertolongan kepada yang maha kuasa. Menurut kepercayaan dan keyakinan masing-masing.
“Memanjatkan Doa sangat penting dilakukan, guna memohon perlindungan, diberikan keselamatan, kemanan bagi Daerah Bangsa dan Negara, kepada yang maha kuasa. Doa lintas agama karena semua agama pastinya mengajarkan dan berharap kebaikan bagi umat”, jelasnya
Buya Subki menambahkan, Kegiatan Doa lintas agama ini juga menjadi salah satu wadah silaturahmi bagi para tokoh lintas agama, sehingga mempererat rasa persaudaraan antar tokoh, dengan harapan menjadi contoh bagi masyarakat dalam menjaga kerukunan.
“Doa lintas agama ini juga menjadi momen silaturahmi antar tokoh, memperkuat rasa persaudaraan sebagai anak bangsa, serta dapat membahas persoalan sosial di masyarakat”, Ujarnya
Salah seorang tokoh agama dari Konghucu S. Widjanarko menyampaikan, Kegiatan Doa lintas agama ini sangat baik untuk dilaksanakan, kita memohon bersama agar terhindar dari segala bahaya, baik itu yang disebabkan oleh bencana alam atau faktor lainnya. Kita memohon bersama agar Daerah tetap aman, sehingga tercapai cita-cita pemerintah untuk Daerah yang lebih maju, dan masyarakat NTB senantiasa diberikan keselamatan.
“Kita memohon kepada yang kuasa, agar Daerah tetap aman terhindar dari bencana alam, cita-cita pemerintah tercapai kehidupan bermasyarakat yang nyaman”, ucapnya
Sementara itu Pengerakse agung majelis adat Sasak, Lalu Sajim sastrawan mengatakan, kegiatan Doa lintas agama ini sangat positif, Namun diharapkan kebersamaan yang terjalin harmonis ini tidak sebatas pada tataran tokoh saja, karena yang paling penting implementasi kebersamaan dan kerukunan di tengah masyarakat. Peran aktif para tokoh mengajak umat beragama hidup yang harmonis berdampingan dengan yang lainnya.
“Doa lintas agama ini sangat positif, Namun diharapkan keharmonisan ini juga harus dihadirkan di tengah masyarakat, implementasi dari doa tersebut yang paling penting diterapkan, sehingga terwujud kerukunan, tenggang rasa dan toleransi umat beragama “, katanya
Menurutnya, dalam hal ini Tidak hanya tokoh agama, namun tokoh adat, budayawan, unsur pemerintah tentunya, dan aparat TNI-POLRI mendampingi. Seluruh pihak harus bersama mengambil peran sesuai bidang masing-masing. Membuka ruang komunikasi yang intens antar umat beragama, sehingga terwujud rasa persaudaraan dan persatuan yang kuat di tengah masyarakat.
“Menjadi tugas bersama seluruh unsur dan elemen masyarakat, membangun dan menjaga persatuan dan menumbuhkan rasa persaudaraan di tengah keberagaman”, pungkasnya. (*)