SKI| Lombok Tengah- Program Makan Bergizi (MBG) yang merupakan salah satu program unggulan presiden Prabowo Subianto mulai diberikan ke siswa di Kecamatan Jonggat, Lombok Tengah (Senin, 17|2).
Salah satu pengurus yayasan yang juga penanggung jawab dapur Ibu Aslamiyah mengatakan, hari ini merupakan launching untuk pemberian makanan bergizi bagi siswa di Desa Pengenjek dan Desa Perine, Kecamatan Jonggat.
Dimana Sasaran MBG tersebut diberikan kepada 3159 siswa dari 37 Satuan pendidikan, mulai dari Jenjang Kelompok bermain sampai dengan SMA.
“Iya kita mulai hari ini, kita harap bisa berjalan lancar,” ungkapnya.
Program Presiden tersebut masih belum bisa menyasar seluruh sekolah di wilayah Kecamatan Jonggat, dikarenakan dapur tempat produksi hanya terdapat di Desa Pengenjek.
“Untuk Karyawan Disini sekitar 50 orang,” katanya.
Sementara untuk bahan baku seperti beras, ayam dan lainnya diambilkan di warga setempat yang sudah menjadi Supplier dengan ketentuan yang sudah diberikan.
“Kita berdayakan masyarakat setempat untuk jadi supplier kami,” jelasnya.
Dikatakan juga, dakam sehari untuk pembelian bahan baku bisa mencapai sekitar 30 juta.
Disatu sisi, pemberian MBG si hari pertama cukup melelahkan, karena masih belum tau berapa jumlah kebutuhan dan waktu untuk pendistribusian.
“Karena ini mungkin hari pertama ya, makannya kita masih menyesuaikan dulu, mungkin sekitar beberapa Minggu atau sebulan baru kita bisa menyesuaikan,” jelasnya.
Begitu juga dengan adanya evaluasi di hari pertama seperti pendistribusian yang nantinya akan dilakukan lebih pagi dan juga periapan di dapur akan disesuaikan.
“Kalau hari ini memang kita mulai masak sejak pukul 2 pagi dan selesai 8 pagi, mungkin nanti akan lebih awal lagi, sehingga pendistribusian bisa dilakukan lebih awal,”.
Sementara itu, M. Ihsan selaku Kepala Satuan Pemenuhan Gizi (SPPG) Kecamatan Jonggat mengatakan, hari pertama ini memang Sebagai evaluasi di SPPG dan akan diatur kembali jadwal pengiriman, hanya saja pihak distribusi membutuhkan waktu untuk menyesuaikan. Agar tepat waktu dan tepat sasaran.
“Akan kita disusun lagi soal skemanya,” ujarnya.
Sementara untuk armada yang hanya ada dua mobil dirasakan masih bisa mengcover untuk dua Desa sementara.
“Penambahan armada memang diperlukan untuk menjaga kesegaran makanan agar idak lama dijalan,”
Kemudian terkait dengan bagaimana pola selanjutnya dengan adanya bebera catata sebagai pelajaran untuk lebih cepat dalam hal pelayanan. (Riki).