Deklarasi Serikat Nasional Patriot Indonesia Di Gedung Juang 45

Muhammad Iqbal Ketua Umum Ormas SENOPATI 

SKI, Jakarta – Ormas Serikat Nasional Patriot Indonesia (SENOPATI) mengadakan Deklarasi dan Diskusi Publik dengan tema,’ Cegah Jadi Negara Gagal Gapai Kebangkitan Indonesia Menjadi Pusat Peradaban Dunia’. Diselenggarakan di Gedung Juang 45, Menteng Jakarta Pusat Rabu (19/12/18).

Diskusi publik di buka oleh ketua umum SENOPATI, Muhammad Iqbal didampingi para pembicara yaitu : Laksda TNI (Purn) Robert Mangindaan (Tenaga profesional bidang strategi dan hubungan Internasional LEMHANAS RI), Prof.Dr.Ir.Anton Adibroto Msc (Ketua Ikatan Alumni BPPT, Dewan pakar Tirta Amarta dan Penasehat Ormas Senopati), serta Faisal H.Basri SE, MA (Pakar Ekonomi, Pengajar di Fakultas Ekonomi & Program Magister Universitas Indonesia).

Dalam kata sambutannya Muhammad Iqbal meyatakan rasa keprihatinannya pada masyarakat Indonesia yang masih jauh tertinggal kualitas kehidupannya terutama di daerah- daerah terpencil di Indonesia bahkan di kota- kota besar masih banyak masyarakat yang hidupnya dibawah garis kemiskinan seperti tukang sampah dan pemulung, yang benar- benar hidupnya dari sampah. Atas dasar inilah Ormas SENOPATI dibentuk.

“Bagaimana kita menghadirkan pikiran- pikiran dan karya nyata untuk menjadikan Indonesia lebih baik.Kami juga mengadakan program pelatihan serta kaderisasi ,anggota kami dari berbagai golongan dan profesi , kami tidak berpihak pada salah satu kandidat Capres dan Cawapres. Kami netral dalam politik dan lebih fokus untuk kegiatan sosial kemasyarakatan,”papar Iqbal.

“Ormas SENOPATI diharapkan dapat menyerap aspirasi masyarakat sehingga dapat melakukan rekonsiliasi, tidak mungkin kami mengerjakan semuanya sendiri kami butuh semua elemen bangsa untuk membantu mengembalikan jati diri bangsa ,”imbuh Iqbal.

“Kami khawatir dengan besarnya pengaruh bangsa lain terhadap situasi politik di negara kita, mereka turut menentukan siapa yang layak atau tidak menjadi pemimpin di Indonesia. Sebahagian kekayaan alam juga dikuasai dan dinikmati oleh bangsa lain, kita hanya di jadikan target pemasaran mereka, kita hanya menjadi negara konsumen yang memakai semua produksi negara lain seperti halnya motor Honda dan Suzuki diproduksi dan dipasarkan di Indonesia sementara di negara asalnya Jepang tidak dipakai oleh masyarakatnya,” ujar Iqbal.

Hal senada juga disampaikan oleh Faisal Basri seorang pakar Ekonomi yang turut hadir sebagai pembicara saat diskusi. “Indonesia bisa menjadi negara maju apabila mempunyai pengolahan logam dasar dan kimia dasar.tanpa didukung kedua elemen ini kita tidak bisa menyaingi negara- negara maju. Sejak tahun 2003 Indonesia mulai mengimpor minyak padahal minyak mentah sangat melimpah cuma kita tak bisa mengolahnya sehingga di proses dinegara lain kemudian diimpor lagi oleh Indonesia. Pertumbuhan ekonomi saat ini melemah karena lebih banyak impor daripada ekspor. Ekspor kita berupa bahan mentah. Impor hampir disegala sektor mulai dari minyak, gas, barang otomotif, elektronik, bahkan sandang dan pangan.

Untuk solusinya mungkin kita harus mulai mengkonsumsi hasil- hasil pertanian kita sendiri yang tumbuh di Indonesia seperti buah- buahan, sayuran lokal tidak perlu mengkonsumsi olahan gandum karena tidak tumbuh di Indonesia,”tegas Faisal.

Penulis : Fri

Editor     : Red SKI

Komentar