SKi – Giri Menang – Ratusan penonton terpukau dengan atraksi seni yang ditunjukkan belasan anak usia SD yang unjuk kebolehan dalam pentas Gebyar Seni Pelajar Dikbud 2018 di Taman Budaya Narmada Lombok Barat, minggu (18/11).
Bocah-bocah yang berjumlah 15 penari dan 11 orang yang mementaskan pantomim itu bersumber dari 5 Sekolah Dasar yang berbeda-beda di Lobar itu. Mereka mementaskan sendratari dan pantomim secara bergilir namun tidak putus dengan diiringi oleh permainan musik yang sangat atraktif dari senior mereka dari beberapa SMP di Lobar. Panggung seluas 6 x 10 meter itu pun seakan menjadi sempit dengan tingkah kreatif anak-anak itu.
Para pengiring musik pun tidak kalah atraktif dan piawainya. Mereka terbagi dalam dua kelompok, satu kelompok memainkan alat musik perkusi tradisional dan satu kelompok memainkan orkestra gitar.
Permainan mereka yang apik dan atraktif pun menjadi magnet tersendiri. Dentuman gendang, bonang, dan petikan gitar mengiring peragaan seni permainan tradisional pun mengundang tepuk tangan yang meriah.
Di bawah arahan para guru seni seperti Yuga Anggana, Khaerunnash Mahdi, Gde Agus Mega, dan Ni Putu Ari Handayani mereka telah berlatih dan workshop sejak tanggal 24 Oktober sampai 4 November lalu. Tidak hanya keindahan gerak dan musik secara perorangan, namun mereka digembleng untuk bisa saling bekerja sama dan memperkaya keindahan masing-masing.
“Dalam melatih anak-anak itu, wajar karena mereka bukan profesional namun mereka bersemangat. Itu yang kita utamakan sehingga anak-anak bisa menampilkan yang terbaik,” aku Ni Putu Ari, salah seorang pelatih mereka.
Upik, seorang penari asal SDN 1 Dasan Tereng mengaku senang penampilan mereka disukai penonton.
“Awalnya gugup takut, tapi setelah selesai senang sekali. Senang rasanya bisa ditonton banyak orang,” tutur siswa Kelas 5 itu.
Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Dikbud) Provinsi NTB H. M. Suruji di kesempatan itu pun tidak kuasa menahan kagumnya.
“Perpaduan yang sangat menarik. Karya seni adalah salah satu bentuk pendidikan karakter. Pendidikan karakter itu adalah seni tradisi karena hidup berkembang dan diwariskan ke tengah-tengah masyarakat,” puji Suruji.
Suruji berjanji, pagelaran semacam ini akan dipromosikannya ke seluruh Kabupaten/ Kota di NTB.
Gebyar Seni Pelajar 2018 ini adalah gelaran ketiga kalinya berturut-turut di Lobar.
“Di samping menjadi penyaluran bakat para siswa, kita bisa menjadikannya sebagai ajang pencarian bibit untuk olimpiade seni dan sains,” papar Bupati Lombok Barat H. Fauzan Khalid.
Bupati berharap kegiatan seni semacam ini terus digalakkan dan ditingkatkan. Seperti Suruji, Fauzan pun menganggap seni budaya lokal adalah cerminan perwujudan karakter masyarakat sehingga harus terus dijaga dan dilestarikan.
“Kegiatan ini tiap tahun kita selenggarakan dan dari tahun ke tahun kita terus berusaha meningkatkannya. Tahun 2017 kita adakan di bencingah, tahun ini di Gedung Budaya Narmada dan Insya Allah tahun depan kita bisa mengundang kabupaten/kota di NTB untuk ikut menampilkan kebudayaan kabupaten/kotanya. Insya Allah apa yang kita lakukan ini menjadi kontribusi untuk bangsa dan negara kita,” harapnya.
Penulis : Amrin/Rizal
Editor : Red SKI
Komentar